Murtad Menurut Alkitab Bagian - I
BAB I
PENDAHULUAN
Serangan Iblis untuk menghancurkan anak Tuhan semakin gencar, Iblis memakai berbagai cara untuk menggagalkan rencana Tuhan atas orang percaya. Iblis menyerang Alkitab sebagai Firman Tuhan sehingga ada orang yang meragukan kebenarannya dan menafsirkan Alkitab sesuai dengan pemahaman sendiri. Usaha Iblis bukan saja menyerang kebenaran Alkitab tetapi Iblis menghasut anak Tuhan untuk meninggalkan imannya yang benar di dalam Kristus.
A. LATAR BELAKANG PEMILIHAN JUDUL
Salah satu isu yang terus berkembang dalam dunia kekristenan adalah isu tentang kemurtadan. Topik ini dibicarakan bukan saja dalam kekristenan tetapi dibahas juga oleh agama lain yang ada di muka Bumi ini seperti agama Islam, Katolik dan sebagainya. Isu tentang kemurtadan merupakan pembahasan yang masih hangat dibicarakan di media sosial. Bagi orang Kristen awam, mereka kurang menyadari dan memahami bahaya ini. Oleh karena itu, penting bagi semua orang Kristen memiliki pengetahuan yang baik tentang Akitab agar mengetahui isu-isu tentang bahaya kemurtadan, baik di dunia yang sekarang ini maupun di dunia yang akan datang. Ada banyak pandangan yang muncul ketika berbicara tentang kemurtadan, ada yang mengatakan bahwa murtad tidak membawa manusia masuk Neraka, ada juga kelompok yang percaya bahwa tidak mungkin seseorang murtad sebab Tuhan sudah menetapkan orang pilihan untuk diselamatkan. Pandangan lain juga mengajarkan bahwa jika ada orang yang murtad memang orang tersebut belum diselamatkan atau memang orang tersebut belum sungguh-sungguh bertobat. Ada juga kelompok yang mengatakan bahwa orang percaya murtad jika keluar dari Agama Kristen. Pandangan terakhir mengatakan bahwa orang percaya bisa murtad ketika orang tersebut meninggalkan iman atau kepercayaannya dari Kristus.
Terus terang bagi orang yang tidak memahami Alkitab mereka bisa saja bingung dalam memahami tentang kemurtadan. Karena mereka bingung mencari pengertian yang benar dan tidak menemui titik terang, maka akhirnya mereka menyerah dan tidak mau mencari pandangan yang benar. Orang Kristen sejati tidak menyerah begitu saja sebab Tuhan sudah memberikan akal budi atau logika yang baik. Apabila akal budi dan logika tidak digunakan dengan baik maka itu bukan kesalahan Tuhan tetapi kesalahan diri sendiri. Untuk mengetahui pandangan yang benar tentang kemurtadan maka cara satu-satunya adalah orang percaya harus memiliki pengetahuan yang baik terhadap Alkitab. Bagaimana orang awam dapat mengetahui dan memahami adanya bahaya kemurtadan jika tidak diajarkan oleh pemimpin gerejanya? Tentu untuk mengatasi masalah ini maka jemaat membutuhkan pemimpin yang benar-benar memiliki pengetahuan dan pemahaman Alkitab dan cakap untuk mengajar orang lain (I Timotius 3:2; II Timotius 2:24).
Dengan adanya beberapa pandangan atau argumen di atas, sebenarnya mendorong orang percaya untuk menguji pengajaran yang benar dengan pengajaran yang salah (I Tesalonika 5:20). Tetapi secara fakta ada banyak orang “Kristen” tidak peduli dengan hal ini. Sebagian orang berpikir bahwa hal tesebut tidak terlalu penting untuk dipahami karena Tuhan sudah menentukan orang yang masuk Sorga. Jika Tuhan sudah memilih orang pilihan untuk masuk Sorga maka tidak ada satu orang pun yang dapat memisahkannya dari Tuhan (tidak mungkin murtad). Orang percaya sejati seharusnya sadar bahwa Iblis selalu berusaha untuk membuat orang percaya meragukan imannya dan bahkan Iblis ingin supaya orang percaya tidak mencapai pengharapan kekal.
Penyesatan yang dilakukan Iblis sangat luar biasa, bagaimana mungkin orang yang sudah berada di dalam Kristus, sudah mengecap kasih karunia Tuhan dapat melepaskan kepercayaannya dari Tuhan? Secara logika, hal ini seharusnya tidak terjadi tetapi karena orang percaya masih tinggal di dunia yang jahat dan masih memiliki keinginan daging maka orang percaya masih memiliki potensi untuk dipengaruhi oleh dunia. Orang percaya memiliki kehendak untuk tetap berada dalam iman yang benar atau sebaliknya meninggalkan imannya untuk selama-lamanya. Karena orang percaya masih tinggal di dunia ini maka orang percaya harus waspada dan berhati-hati sebab Iblis sedang berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang orang yang dapat ditelannya (I Petrus 5:8).
Iblis bisa kapan saja menghasut orang percaya untuk berbalik dari Kristus. Sebab Alkitab sudah menyatakannya, sebagaimana Paulus dalam suratnya mengatakan bahwa “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga! Sebab sebelum Hari itu haruslah datang dahulu murtad dan haruslah dinyatakan dahulu manusia durhaka, yang harus binasa (II Tesalonika 2:3). Inilah salah satu alasan penulis membahas karya tulis ini supaya orang Kristen waspada terhadap ajaran-ajaran palsu yang sedang berkembang. Iblis memakai orang-orang yang kurang paham Alkitab untuk mengkritik Alkitab dan menafsirkan Alkitab dengan salah. Bagaimana masa depan kekristenan jika ada orang-orang yang demikian? Tentu penyesatan semakin berkembang dan orang-orang yang percaya kepada Tuhan yang setia sampai akhir kuantitasnya sangat sedikit. Adalah benar Firman yang menyatakan bahwa “Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?” (Lukas 18:8). Pandangan dan penafsiran yang salah terhadap Alkitab akan menghasilkan doktrin atau ajaran yang salah. Ajaran yang salah akan menghasilkan moral yang salah, motivasi yang salah dan kesesatan bagi penganutnya. Sebagai manusia yang mencintai kebenaran tentu tidak menerima setiap ajaran secara telak, melainkan menguji segala sesuatu dan menerima bahkan memegang ajaran yang baik dan benar (I Tesalonika 5:21) serta tidak menjual atau melepaskan kebenaran itu sendiri (Amsal 23:23).
Konsekuensi dari penafsiran yang salah tentang kemurtadan tentu akan berakibat fatal bagi banyak orang. Dampaknya bukan hanya di dunia ini tetapi juga di dunia yang akan datang. Ajaran Calvin membuat orang percaya tidak peduli doktrin murtad, sebab ajaran Calvin mengajarkan bahwa orang yang sudah percaya tidak akan murtad. Hal yang lebih bahaya lagi adalah Calvin mengajarkan bahwa Allah sudah menetapkan sebagian manusia untuk masuk Sorga dan sebagian masuk Neraka. Secara logis bahwa jika Allah sudah menentukan orang yang masuk Sorga tentu orang pilihan tersebut tidak akan murtad. Benarkah Alkitab mengajarkan bahwa orang percaya tidak akan murtad meskipun meninggalkan imannya?
Dalam karya tulis ini penulis akan memaparkan berbagai pandangan teolog tentang kemurtadan dan apa yang diajarkan Alkitab tentang kemurtadan itu sendiri? Orang percaya sejati yang menjunjung tinggi kebenaran Alkitab tentu mendasarkan setiap ajaran dan prinsipnya pada Alkitab, bukan pada penafsiran atau pemahaman sendiri dan bukan juga karena tradisi, melainkan hanya Alkitab, karena Alkitab adalah otoritas tertinggi yang dapat dijadikan standar atau ukuran untuk menilai segala sesuatu. Sebagaimana Paulus mencatat dalam suratnya bahwa “Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran” (II Timotius 3:15-16).
Orang percaya sejati yakin bahwa Alkitab adalah satu-satunya Firman Allah yang hidup dan juga yakin bahwa sumbernya berasal dari Allah yang benar. Allah yang benar tentu konsisten pada perkataan-Nya (I Petrus 3:9). Jika demikian mengapa masih ada orang yang tidak percaya sepenuhnya pada pernyataan Alkitab secara literal? Allah telah memberi kehendak bebas dan akal budi kepada manusia untuk menilai dan memutuskan segala sesuatu. Manusia bebas untuk percaya bahkan menentang Tuhan. Tetapi satu hal yang perlu diingat ialah kehendak bebas yang dikaruniakan Tuhan kepada manusia jika salah digunakan maka bisa berakibat fatal.
Sangat disayangkan bahwa munculnya ajaran Calvin yang mengajarkan doktrin ketekunan orang-orang kudus membuat para penganut dan orang “Kristen” tidak percaya adanya bahaya murtad bagi orang yang meninggalkan imannya. Ketekunan orang-orang kudus adalah poin ke lima dari pengajaran Kalvin yaitu “Preseverance Of The Saints” artinya “pemeliharaan orang-orang kudus.” Istilah ini dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan One Save Always Save “Sekali Selamat Tetap Selamat.” Konsep Kalvinis ini berpengaruh pada akhir keselamatan orang percaya. Sebab sekali percaya tetap percaya kepada Kristus tanpa mempertimbangkan kemungkinan untuk berbalik dari imannya.
Konsep demikian mengabaikan adanya kehendak bebas manusia untuk memilih, termasuk untuk memilih untuk tetap beriman kepada Kristus atau keluar dari Kristus. Konsep ini mendorong orang-orang pilihan untuk tidak berpegang teguh pada imannya dan setia sampai mati. Karena Tuhan sudah menetapkan orang tersebut untuk masuk Sorga. Jika suatu hari ada orang yang meninggalkan iman keselamatannya, itu tidak dikatakan murtad tetapi memang Allah tidak menentukan dirinya masuk Sorga. Sangat tidak logis jika Allah adalah penyebab seseorang masuk Neraka. Jika demikian mengapa Allah menghendaki semua orang masuk Sorga (II Petrus 3:9)? Argumentasi-argumentasi yang diberikan oleh kelompok ini tidak berdasarkan Alkitab. Argumentasi ini hanya membuat para penganutnya pusing dan tidak bisa memastikan apakah dirinya termasuk orang pilihan atau bukan. Tuhan yang benar tidak membuat manusia bingung melainkan Allah ingin supaya manusia mengerti kehendak-Nya. Konsep ketekunan orang-orang kudus sama dengan ketekunan Allah, sebab Allahlah yang berperan aktif dalam menjaga iman orang-orang pilihan.
Jadi, jika orang-orang pilihan tidak berada dalam imannya, itu bukan kesalahannya sendiri tetapi sepenuhnya kesalahan Allah. Benarkah Allah yang menyebabkan manusia mundur dari iman? Jika argumentasi ini benar berarti Allah yang disembah kelompok Kalvinis adalah Allah yang jahat. Masalah ini sangat penting untuk dibahas bahkan harus diselesaikan sampai tuntas. Karena masalah kemurtadan adalah bagian dari doktrin keselamatan dan doktrin keselamatan merupakan kunci ajaran dalam kekristenan. Konsekuensi logis jika manusia tidak percaya adanya murtad maka manusia tidak bertanggung jawab untuk mengerjakan keselamatannya bahkan dirinya tidak takut untuk melakukan dosa fatal sekalipun sebab Allah pasti memelihara iman dan menjamin dirinya masuk Sorga. Konsekuensi yang lebih fatal dari ajaran tersebut bahwa Allah adalah penyebab kejahatan.
Munculnya kelompok Calvin menyebabkan doktrin keselamatan dalam kekristenan kacau. Jika doktrin keselamatan kacau maka jumlah orang yang masuk Neraka bertambah banyak. Hal ini tentu saja iblis sangat senang jika banyak orang yang tidak percaya kepada Tuhan dan semakin hari ada orang yang meninggakan imannya. Tetapi puji Tuhan di Bumi ini masih ada orang yang mengasihi Tuhan dan mau hidup di atas kebenaran Firman Tuhan. Penulis adalah salah satu orang yang sangat beruntung di Bumi ini, sebab penulis bisa belajar dan dididik dengan pengetahuan Firman Tuhan di GITS (Graphe Internarional Theological Seminary). Penulis juga telah diselamatkan melalui khotbah gembala Dr. Suhento Liauw di GBIA Graphe Jakarta. Seseorang yang memperoleh kepastian masuk Sorga seperti mendapat mutiara yang sangat berharga. Salah satu hal yang perlu diwaspadai oleh orang percaya lahir baru adalah bahaya meninggalkan iman dari Kristus (murtad). Oleh sebab itu, penulis tetap berharap kepada Tuhan supaya Tuhan menolong dan menambahkan hikmat kepada penulis untuk tetap berada dalam iman yang benar. Penulis merasa bahwa topik ini perlu untuk dibahas supaya penulis dan orang percaya lainnya selalu mengingat bahwa ada bahaya besar yang dapat mengancam kehidupan akhir dari orang percaya jika orang percaya tidak berjaga-jaga dan waspada.
Sebelumnya penulis telah membahas bahwa orang yang telah diselamatkan masih tinggal di dunia dan masih berinteraksi dengan semua orang di dunia ini. Orang percaya lahir baru pun masih mengenakan tubuh jasmani yang memiliki kecenderungan bahkan kemungkinan jatuh dalam dosa murtad. Dengan adanya bahaya ini maka orang Kristen lahir baru diperingati agar berhati-hati dan tetap mengerjakan keselamatannya sampai mati. Dunia semakin jahat, moral manusia semakin merosot dan ajaran-ajaran palsu dan sesat semakin berkembang. Penulis turut prihatin atas kondisi keristenan masa kini, penulis ingin membuktikan kepada orang awam dan orang-orang percaya lahir baru bahwa kemurtadan adalah benar adanya. Standar satu-satunya untuk membuktikan kebenaran tentang adanya doktrin kemurtadan yaitu Alkitab. Dalam karya tulis ini penulis akan memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan berikut antara lain: Apakah pandangan Alkitab tentang kemurtadan? Apakah pandangan Kalvinis tentang konsep sekali selamat tetap selamat alkitabiah? Apa saja ayat Alkitab yang dikutip oleh Kalvinis dan kelompok lainnya untuk mengkritik Alkitab? Kapankah seseorang dikatakan murtad? Bagaimanakah cara membantah pandangan Kalvinis tentang doktrin “Preseverance Of The Saints” atau “ketekunan orang-orang Kudus”? Apa saja dosa yang tak terampunkan? Apakah orang murtad masih bisa diselamatkan menurut Alkitab? Dan bagaimana cara orang percaya lahir baru menghindari dosa murtad? Pertanyaan-pertanyaan di atas wajib dituntaskan agar orang percaya lahir baru sungguh-sungguh memahami, mengerti dan bahkan bisa menjelaskan kepada orang Kristen lainnya dan orang Kristen awam bisa mengetahui jalan keselamatan yang sesungguhnya.
B. TUJUAN KEPENULISAN
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas oleh penulis sebelumnya, maka penulis memiliki beberapa tujuan kepenulisan judul karya tulis ini. Tujuan pertama, penulis mengingatkan orang percaya untuk tetap memelihara imannya dan tetap mengerjakan keselamatannya. Karena penulis melihat bahwa ada orang-orang yang sudah mengaku percaya dan bertobat serta menerima Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dalam hidupnya (Roma 10:9-10) namun sekarang kembali kepada kehidupannya yang lama, tidak menghadiri persekutuan jemaat lokal dan bahkan keluar meninggalkan gereja yang benar. Penulis tidak langsung menyimpulkan bahwa orang tersebut langsung murtad. Sebab pribadi yang mengetahui seseorang murtad adalah Tuhan dan orang yang bersangkutan.
Penulis hanya bisa menilai yang kelihatan sedangkan yang tidak kelihatan adalah porsinya Tuhan. Dengan kejadian seperti itu penulis mengingatkan orang percaya dan yang sudah bergabung dalam gereja yang benar untuk tetap teguh dan setia pada imannya. Orang Kristen dihimbau untuk tidak menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan jemaat, karena melalui pertemuan jemaat dapat menguatkan orang percaya dan mendewasakan iman setiap orang percaya. Selain itu, tujuan kepenulisan karya ini adalah untuk meluruskan pemahaman orang Kristen awam tentang kemurtadan. Selanjutnya, Bagaimana manusia mengetahui posisi seseorang telah murtad? untuk menjawab pertanyaan ini maka standar yang digunakan oleh penulis adalah Alkitab. Alkitab adalah Firman Tuhan satu-satunya yang mampu menjelaskan dan memberikan jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang muncul (2 Tim. 3:16). Tujuan kedua, Penulis membantu para pembaca untuk menilai dan menguji pandangan-pandangan yang salah dengan pandangan yang benar (Alkitabiah) tentang kemurtadan. Ketiga, Penulis ingin membuktikan bahwa Alkitab benar mengajarkan kemurtadan dan menguraikan bahwa bahaya kemurtadan sangat fatal. Keempat, pengajaran Kalvinis semakin berkembang dikalangan kekristenan masa kini sehingga membuat penganutnya tidak bisa memastikan bahwa dirinya diselamatkan atau tidak.
Para penganutnya percaya bahwa Tuhan bertanggung jawab penuh atas keselamatannya. Tuhanlah yang mengaruniakan iman untuk percaya kepada-Nya, jadi jika Tuhan yang memberikan iman kepada seseorang maka Tuhanlah yang bertanggung jawab untuk memelihara iman orang tersebut. Jika suatu saat orang tersebut meninggalkan imannya maka itu bukan kesalahannya sendiri melainkan sepenuhnya adalah kesalahan Tuhan. Dengan ini pembaca dapat mengetahui dan memahami tanggung jawab yang seharusnya dilakukan.
Pembaca dapat memberi respon pada pemberitaan Injil, menerima Yesus Kristus dalam kehidupannya dan berkomitmen untuk hidup bagi Kristus sepanjang hidupnya. Pembaca juga bisa mengetahui cara memperoleh keselamatan yang sesungguhnya dan cara supaya tetap teguh dan setia dalam iman yang benar sampai Tuhan datang. Selain itu pembaca dapat mengetahui bahaya meninggalkan iman dari Kristus.
Tujuan kepenulisan karya tulis ini bukan saja untuk mengingatkan orang percaya untuk tetap teguh berdiri dan setia pada iman yang benar tetapi mendorong dan memotivasi orang percaya lahir baru untuk bertekun dalam iman, ketaatan; untuk menghasilkan buah pertobatannya melalui karakter atau kesaksian hidup bagi orang sekitar atau sesama (Matius 3:8, Lukas 3:8) dan supaya orang percaya berjuang untuk melawan dosa atau menggagalkan siasat iblis, serta orang percaya bisa mengajarkannya kepada orang Kristen lainnya.
Sebab hanya orang percaya sejati yang memiliki kerinduan untuk saling mengingatkan dan menguatkan sesamanya untuk tidak jatuh pada dosa murtad. Penulis berharap melalui tulisan ini orang percaya lebih semangat lagi untuk memahami pengajaran tentang kemurtadan. Jika orang percaya tidak peduli akan bahaya ini maka orang-orang yang dikasihi dapat jatuh ke dalam dosa ini untuk selama-lamanya. Tentu jika hal ini terjadi maka pemberitaan Injil tentang Kristus selama ini akan sia-sia. Untuk menghindari hal ini maka diperlukan adanya kerjasama antara orang percaya dengan pemimpin jemaat. Pemimpin jemaat yang baik mengingatkan anggota jemaatnya untuk berhati-hati terhadap dosa ini. (Bersambung)
[Sumbr: niatberkatgea]
Tidak ada komentar