Rekomendasi

ads header

Baru

Bibel Menyiratkan Bahwa Yesus Tidak Pernah Disalib!


Jadi, benarkah Yesus pernah disalib?
Jika pertanyaan ini diajukan kepada umat paulus, seketika itu juga mereka akan menjawab, "YA!"

Tetapi cobalah tanyakan lebih lanjut, misalnya begini, "apakah anda yakin dengan jawaban anda itu?" Lalu perhatikan dengan seksama apa jawabnya?

Mereka menjawab "YA!" tadi pada dasarnya sudah terlanjur terbius oleh doktrin gereja yang mengiming-imingi janji sorga bahwa asal percaya Yesus sebagai Kristus (sebutan Mesias dalam pengertian kekristenan, atau Yesus yang "menyelamatkan" melalui soteriologi salib via dolorosa) maka dijamin jika mati nanti pasti masuk sorga!

Padahal Mesias menurut doktrin Kristen sangat berbeda dengan Mesias dalam pengertian Yahudi, satu-satunya masyarakat di dunia ini yang memiliki konsep Mesias di dalam tradisi keagamaannya, sementara pengikut kristen tnggal menjiplak dan seenak perut memodifikasinya sesuai selera sendiri.

Kematian Yesus dikayu salib harus diyakini telah "menyelamatkan" mereka, yaitu dengan mempercayai azab, penderitaan, penghinaan, kematian secara tragis yang sangat memalukan bagi 'orang suci' yang diurapi Tuhan (yang sebenarnya hanya pantas untuk orang terkutuk: Ulangan 21:22-23), kemudian bahkan menganggap tindakan barbar tersebut sebagai hal yang sakral, maka mereka telah dijamin pasti masuk surga.

Para Penginjil  secara gencar memberitakan bahwa soteriologi salib ini berbeda dari soteriologi Islam, yang mengharuskan manusia melakukan kebaikan lebih banyak dari keburukan jika manusia ini ingin mengalami keselamatan, yakni masuk surga.

Dalam penilaian yang salah tersebut, soteriologi Islam yang menempatkan perbuatan manusia pada tempat utama, menurut para penginjil ini menyebabkan umat Muslim terus menerus merasa tidak pasti mengenai masa depan mereka kelak di alam akhirat.

Jadi menurut umat Paulus sedunia, justru kematian melalui penyaliban Yesus dikayu salib inilah sebagai satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan mereka memasuki surga. Karena itu mereka harus percaya, asal percaya, tidak boleh meragukan sedikitpun dogma tersebut, menerima dengan patuh, dengan iman (sola fide). Selanjutnya mereka tinggal menerima keselamatan saja, jika mati nanti asti langsung masuk surga, tanpa harus membayar apapun, sebab semuanya diberikan secara gratis (sola gratia), karena Yesus, demi manusia, sudah menanggung hukuman berat ini di dalam azab, kesengsaraan dan kematiannya secara terkutuk (Galatia 3:13).

Tapi bagaimana jika ternyata Yesus tidak pernah disalib?
Melalui Al Qur'an, Tuhan yang setiap hari disembah oleh Yesus  menegaskan bahwa Yesus tidak pernah disalib.

Dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa. Sesungguhnya mereka yang berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa, selalu dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka benar-benar tidak tahu (siapa sebenarnya yang dibunuh itu), melainkan hanya mengikuti persangkaan belaka, jadi mereka tidak yakin telah membunuhnya. Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa ke hadirat-Nya. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (QS. 4:157-158).

Beeberapa pernyataan dari Alkitab juga menolak klaim terjadinya penyaliban terhadap Yesus.

1. MAZMUR  91 menolak klaim atas penyaliban terhadap Yesus, karena:

(a) Allah mendengar tangisannya, doanya, menghilangkan rasa takutnya (Mazmur 91:15, 5, 3) dan menyelamatkannya dari penangkapan (Mazmur 91:3). (15) Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya. (5) Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (3) Sungguh, Dialah yang akan melepaskan engkau dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang.

(b) Tak ada malapetaka yang akan menimpa Yesus, apalagi kematian melalui penyaliban! (Mazmur 91:10). (10) Malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu

(c) Yesus bahkan menonton pada saat orang yang mirip dengannya disalibkan (Mazmur 91:8). (8) Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang-orang fasik.

(d) Allah akan menurunkan para malaikat untuk melindungi dan mengangkatnya (Mazmur 91:11-12, 14). (11) Sebab malaikat-malaikat-Nya akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu. (12) Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk kepada batu. (14) Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku

(e) Yesus hidup panjang umur dari sejak dilahirkan sampai akhir zaman saat ia turun kembali ke bumi (Mazmur 16). (16) Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."

Ayat-ayat Mazmur ini dijadikan dasar penolakan penyaliban Yesus karena ayat ini pula yang menegaskan bahwa Yesus adalah anak kesayangan Allah dalam Perjanjian Baru (khususnya dalam Luk 4:10-12 dan Mat 4:5-10).

2. YEREMIA 23 menolak klaim atas penyaliban terhadap Yesus karena:

Yesus adalah calon raja teokratis Yahudi saat itu. (5) Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. (6) Apabila ia memerintah, orang Yehuda akan selamat, dan orang Israel akan hidup dengan aman. Raja itu akan disebut 'TUHAN Keselamatan Kita'. Hal yang sama juga dinubuatkan dalam Mazmur/ Psalm 9 (6) Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus! (7) Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (8) Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (9) Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk." Tetapi sayang, Yesus hanya menjadi 'raja sehari' seperti yang diungkap dalam Mat (21:1-9); Mark (11:1-10); Luk (19:28-38) dan Yoh (12;12-15), karena ia dikhianati oleh kaumnya yang bersekutu dengan penjajah Romawi, sehingga ia diangkat ke langit, diselamatkan (poin 1). Karena itu, nubuat dari Nabi Zakharia (9:9-10) hanya terpenuhi sampai ayat 9, (9) Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.

3. YESAYA  52 & 53, menolak klaim penyaliban terhadap Yesus karena:

(a) Yang menjadi korban adalah orang yang sangat buruk rupa (Yesaya 52:14; 53:2) (14) Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia, begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi, (2) Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya. Sedangkan yang disalibkan sangat tampan (setampan bintang film The Messiah), bahkan meskipun ia berlumuran darah tetap saja ia terlihat tampan di The Passion of The Christ.

(b) Yang menjadi korban adalah orang yang sangat dihinakan, selalu dijauhi orang (Yesaya 53:3) (3) Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan. Sedangkan Yesus bahkan sejak dilahirkan pun membuat heboh banyak orang (Mat 2:1-11; Luk 2:8-20), saat remaja telah memukau imam-imam Yahudi di Bait Allah (Luk 2:41-52), dalam kehidupannya selalu menjadi pujaan orang banyak, sangat dihormati orang (Mat 21:1-7; Mark 11:1-11; etc), diurapi roh kudus (Mat 3:16-17; Mark 1:10-11; Luk 14:15-21; Yoh 1:32), penuh mukzijat menurut 4 injil kanonikal selama masa pelayanannya, dari menyembuhkan orang sakit, memperbanyak makanan, mengusir setan dan membangkitkan orang mati.

(c) Yang menjadi korban tidak mengatakan apapun (Yesaya 53:7), sedangkan yang dianggap Yesus banyak berkata-kata, sejak mulai penangkapan sampai terjadi penyaliban (7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.

(d) Yang menjadi korban tidak pernah melakukan kejahatan dan menipu (Yesaya 53:9) (9) Ia dikuburkan bersama orang jahat; makamnya di tengah-tengah orang kaya, walaupun ia tak pernah melakukan kejahatan, dan tak pernah menipu." Sedangkan Yesus menurut Alkitab dapat dikatakan pernah melakukan kejahatan, yaitu menjuluki anjing tanpa alasan apapun kepada seorang wanita (Kanaan, Mat 15:22-26/ Siro fenisia? Mark 7:26-27), pernah mengutuk pohon ara karena tidak ada buahnya sedangkan saat itu Yesus merasa kelaparan (Mat 21:18-20; Mark 11:12-20), pernah bersama murid-muridnya mencuri gandum bahkan di hari sabat (Mat 12, Mark 2:22, Lukas 6), dan mungkin menipu pemilik keledai karena Bibel tidak menceritakan kapan Yesus mengembalikan seekor keledai (atau 2 ekor Mat 21) yang katanya hanya dipinjam sebentar (Mark 11, Lukas 19:30).

(e) Yang menjadi korban penebus salah adalah orang yang sangat merelakan dirinya dikorbankan (Yesaya 53:10). (10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sedangkan Yesus tidak rela disalibkan, terungkap dalam doanya di taman Getsmani, sehingga beliau diselamatkan sedangkan orang yang diserupakan dengan beliau ditangkap (Mat 26:36-46; Mark 14:32-42; Luk 22:39-46).

Figur hamba Tuhan yang menderita dalam Yesaya tersebut tentu saja bukan Yesus, karena Yesus tidak memenuhi kriteria sesuai dengan apa yang tertulis di dalamnya. Dalam konteks historisnya pun, Yesaya bukan mengarah (menubuatkan) pada suatu figur mesianik yang jauh di depan, yang belum lahir, yang akan diazab, yang azab dan kematiannya menyelamatkan, menebus umat manusia di seluruh dunia dalam segala zaman, tetapi suatu figur historis tertentu pada zaman ketika Yesaya ditulis (masa Pembuangan di Babel, abad VI SM). Bisa saja figur tersebut adalah seorang imam, seorang nabi Yahudi, yang azabnya mendatangkan kesembuhan, kebaikan dan kesejahteraan bagi bangsa Yahudi sendiri, bukan untuk dunia secara universal dalam segala zaman.

Bahkan dalam dokumen Yahudi ekstrakanonik juga memuat gagasan soteriologis Yahudi yang serupa. Dalam 4 Makkabe 5:1-6:28 (50 M berdasarkan 2 Makabe 125 SM) terdapat kisah tentang Eleazar, seorang tua dari keluarga imam. Dikisahkan, menjelang ajal sebagai seorang martir di perapian yang panas bernyala-nyala Eleazar berkata, "Ya, Tuhan, Engkau mengetahui bahwa aku dapat luput. Tetapi kini aku sekarat di dalam perapian ini demi Taurat. Berilah rakhmat-Mu pada umat-Mu; semoga kekejaman yang aku alami ini melunasi semua yang harus mereka tanggung. Biarlah darahku menyucikan mereka, ambillah nyawaku sebagai suatu pengganti bagi mereka" (6:27-28). Dan, hal yang terpenting adalah kenyataan sejarah bahwa pada akhirnya para pejuang Makkabe melalui pengurbanan diri mereka sampai mati syahid secara mengerikan melawan Raja Antiokhus IV Epifanes terhadap bangsa dan agama Yahudi membuahkan kemerdekaan dan penyucian bagi bangsa Yahudi untuk jangka waktu yang cukup panjang (142-63 SM). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Yesaya 53 terpenuhi oleh Elazar, kontras dengan gerakan Yesus yang tidak menghasilkan kemerdekaan dari bangsa Romawi, bahkan akhirnya orang Islam yang membebaskan Yahudi dari cengkeraman Romawi melalui Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 640 M, sehingga dapat dibangun Bait Suci ke-3 (Masjid Al-Aqsa) diatas 'bukit suci' yang telah dijadikan tempat pembuangan sampah oleh para penyembah trinitas.

Berdasarkan hal di atas, maka sungguh benar Allah dengan firman-Nya, yang menjelaskan bagaimana mereka berselisih pendapat tentang (pembunuhan) Isa. Al-Qur'an tidak menyatakan Alkitab yang berselisih, tetapi dengan terang menyebut kata "mereka" yang artinya orang-orang, karena sebenarnya Alkitab pun menolak adanya pembunuhan dan penyaliban terhadap Yesus Isa Al-Masih 'alaihissalam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa bagian Alkitab (Perjanjian Baru) yang mengkonstruksi soteriologi salib, yang mengisahkan terbunuhnya Yesus di kayu salib, bukan berasal dari firman Allah, tetapi berasal dari orang-orang yang berselisih pendapat. Mereka inilah yang menuliskan Perjanjian Baru, jauh setelah terjadinya peristiwa penyaliban itu sendiri, yaitu pada permulaan abad kedua Masehi, dibawah arahan surat-surat Paulus (yang berisi doktrin dosa waris, penebusan dosa & pembatalan hukum Taurat yang sudah lengkap sejak tahun 50 M), dalam rangka membangun doktrin soteriologi salib dalam Perjanjian Baru.

Dengan mengkonstruksi doktrin soteriologi salib, gereja perdana berhasil mengubah kematian orang yang dianggap sebagai Yesus yang secara faktual adalah sia-sia menjadi kematian yang bertujuan sesuai keinginan mereka. Mereka juga dapat mengatasi kegoncangan jiwa dan rasa malu yang besar, dengan melakukan rasionalisasi atas berbagai hal buruk yang  sangat tragis, yang menurut mereka telah dialami oleh Yesus. Dalam rangka merasionalisasi inilah, sakralisasi terhadap jalan salib dan kematian atas orang yang dianggap sebagai Yesus dilakukan: Ya, memang Yesus harus disengsarakan dan dizalimi dan dibunuh karena semua ini sudah dikehendaki (Yunani: dei) Allah untuk menebus manusia dari dosa-dosa mereka (dosa warisan maupun dosa masa kini) dengan jalan mengurbankan Yesus, yang sangat sesuai dengan ajaran Paulus.

Oleh umat Kristen Perjanjian Baru, teks Yesaya dikenakan kepada orang yang dianggap Yesus, seperti dapat kita baca dalam 1 Petrus 2:22-25; khususnya ayat 24 yang memuat kutipan langsung dari teks Yesaya: 

"Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuhnya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh." 

Mereka juga menempelkan ayat-ayat Perjanjian Lama pada lidah dan mulut orang yang dianggap Yesus, sehingga seolah-olah Yesus memang terlahir untuk disalibkan, seolah-olah Yesus rela mati untuk menebus dosa manusia sedunia, seolah-olah Yesus mati secara terkutuk dan mengenaskan sebagai tiket gratis ke surga. Padahal semua itu tinggal mencomot isi Perjanjian Lama dan dimasukkan ke dalam Perjanjian Baru. Dan tentu saja orang yang tergantung di kayu salib dan meratap; "Eloi, Eloi lama sabhaktani" oleh penulis Markus 15:34 dan Matius 27:46 (dengan mencomot Mazmur 22:1) bukanlah Yesus, tetapi orang yang dianggap sebagai Yesus.

Dengan demikian, ada 3 poin penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
  1. Yesus bukanlah hamba Tuhan yang menderita (ebed YHWH) dalam Yesaya 52 dan 53, tetapi anak kesayangan Allah dalam Mazmur 91, Mesiah versi Yahudi yang akan menjadi raja teokratis Yahudi saat itu menurut Yeremia 23, Mazmur 9 dan Zakharia 9, yang dikhianati bangsanya, namun beliau 
  2. diselamatkan oleh Allah, diangkat ke langit.
  3. Yesus tidak dibunuh maupun disalibkan, meskipun peristiwa penyaliban tersebut ada, tetapi yang disalib adalah orang yang diserupakan dengan Yesus, bukan Yesus.
  4. Soteriologi salib tidak berasal dari Yesus, tetapi sepenuhnya ciptaan gereja perdana sesuai arahan surat-surat Paulus (seorang penyesat/ rasul palsu yang ditolak oleh Yesus/ Wahyu 2:2), yang dibangun jauh sesudah masa kehidupan Yesus. Karena itu, soterilogi salib bukan jalan keselamatan, tetapi jalan kebinasaan.
Jadi, masih percayakah anda bahwa Yesus pernah disalib sebagai free tiket untuk masuk sorga?

Bila demikian, semestinya anda saat ini sedang hidup di dalam Surga (Mat 16:28; Mark 9:1; Luk 9:27). Bila tidak, dan ternyata memang tidak, maka ini adalah bukti lain dari omong kosong inneracy Alkitab.

Nah, apa lagi yang anda tunggu?


Semoga bermanfaat
Baca Juga

25 komentar:

  1. Saya percaya Tuhan Yesus oleh kematianNya aku sudah ditebus dari kutuk dosa bahkan dosa dari Adam & Hawa, dan KebangkitanNya dari kematian yang menyatakan bahwa Yesus yang mengalahkan kematian atas dosa2 manusai

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enak amat masuk sorga bisa di joki tiketnya hahaha

      Hapus
  2. Hati-hati membaca artikel ini, wajib dibarengi dengan melihat kembali isi Alkitab, perhatikan baik-baik konteks dari potongan - potongan ayat yang diambil, sangat tidak nyambung dengan yang berusaha dibahas di sini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu sudah disajikan ayat2 bible, masih juga tidak percaya... Yesus utk bani israel bukan utk kita, krn kita ini bani indonesia

      Hapus
  3. Potongan ayat-ayat Alkitab yang kalimat2nya bisa disambung2kan dengan topik yg dibahas diambil begitu saja tanpa tau konteks subyek dan objek pada ayat itu sendiri. Bersyukur membaca artikel ini dan menyelidiki sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah emang mazmur 91 itu nubuat nya yesus sebab tertulis"supaya kakimu tidak terantuk pada batu"

      Hapus
  4. Hanya orang tolollah, orang yg tak cek dan ricek lah yg akan percaya mentah2 artikel ini krna byk ayat asal comot tanpa memperhatikan ayat sebelumnya apalagi judul ayat it. Ayat2 matius it adalah janji Yesus kepada manusia yg percaya kepada-Nya jadi bukan untuk Yesus lagi dan admin tolol ini mencoba memframing seakan akan Alkitab sendiri membantah Yesus it disalib. Taqiyah jalan penyebaran agama islam, ngeyel dan memutar balikkan fakta saat bukti kebohongan imannya ditunjukkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya Kak bener banget. Kemarin saya nemu orang di aplikasi Litmatch dan dia malah membahas tentang fakta-fakta Yesus, katanya. Dan setelah dia mengatakan beberapa hal kepada saya, akhirnya Saya memberitahu kepadanya bahwa di ayat-ayat yang diberikannya, banyak kalimat kalimat yang diambil sepenggal hingga jadi berbeda makna dan pemahamannya. Menyesatkan aja kerjaan.

      Hapus
    2. UNKNOWN & ANONIM,
      Yang tolol itu adalah mereka yang hari gini masih Kristen, dan celakanya, tidak pernah pula mempelajari kitabnya sendiri secara sungguh-sungguh dengan menggunakan akal sehat!

      Saranku; perhatikanlah berbagai sosmed yang ada, lalu cari tahu apa alasan utama mayoritas mantan Kristen yang sekarang ini sudah menjadi muallaf?

      Jawabnya adalah: karena amburadulnya ayat-ayat kitabmu sendiri, dik!

      Hapus
  5. Yesus hanya untuk Bani Israil dan ajaran hanya untuk YAHUDI... jangan MENGHAYAL Yesus bisa naek pangkat jadi Tuhan..klo ajaran untuk Bani Israil

    BalasHapus
  6. Berbicara ttg Penyaliban Yesus Kristus tidak bisa lepas dari fakta sejarah dunia. Sejarah penyaliban Yesus Kristus ini terjadi di abad 1 dan disaksikan oleh banyak saksi mata, baik dari kalangan pengikut Yesus dan kalangan yg menentang Yesus. Mereka menyaksikan bahwa Yesus mati disalib. Bukti2 sejarah baik tempat penyaliban ada sampai saat ini. Juga bukti2 ttg nama2 orang spt Pontius Pilatus yg menyetujui penyaliban Yesus juga tercatat dalam sejarah dunia sbg orang yg berkuasa saat itu. Semua bukti2 sejarah itu mengkonfirmasi ttg kematian Yesus melalui Penyaliban. Bagaimana dg klaim yg tiba2 muncul kemudian jauh dari peristiwa Penyaliban itu ? Quran mengajukan klaim Yesus tidak mati disalib. Bgm dg klaim Quran ini ?
    Penulis Quran tidak hadir dalam peristiwa penyaliban itu. Jadi penulis Quran tidak tau apa2 ttg peristiwa sejarah itu.
    Penulis Quran berada jauh dari sejarah penyaliban Yesus Kristus yaitu 600 tahun.
    Dapatkan Quran memberikan BUKTI SEJARAH BAHWA YESUS TIDAK MATI DISALIB ?

    Jawabnya TIDAK BISA ! Karena Quran diperuntukan bagi orang2 yg buta sejarah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Al Qur'an adalah kebenaran Krn Al Qur'an itu firman Allah Yang memiliki alam semesta..kisah penyaliban memang adanya tp bukan Yesus yg disalib..bibelmu juga menyatakan demikian..kamu saja yg tidak memahami isi bibelmu sendiri..bacalah bagaimana kematian Yudas menurut malkus dan Matius keduanya memuat cerita yg kontradiksi.

      Hapus
  7. Karya Yesus didunia adalah karya keselamatan melalui sengsara kematian dan kebangkitan untuk menebus dosa manusia sedangkan karya iblis adalah penyesatan melalui dusta dan penyangkalan akan karya keselamatan Yesus.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yesus telah jujur tidak mau disalib..kurang apalagi ..kamu percaya Yesus atau kamu percaya kpd Paulus saulus tipu2

      Hapus
  8. Debat masalah disalibkan atau tidak disalibkan...hmmmmm....iman seseorang tidak bisa dipaksakan, masalah masuk surga atau tidak,menurut sy tidak kepastian dengan memeluk atau meyakini salah satu agama atau ajaran yang pasti menjamin masuk surga,hal itu menurut sy adalah hak progresif Allah sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jadi, tinggal jelaskan saja kepada pembaca di sini; kenapa ada pergerakan "underground" yang dikenal dengan sebutan Kristenisasi?

      Hapus
  9. Penulis artikel ini benar2 alat iblis utk menyesatkan manusia. bayangkan dia yg hidup saat ini sangat diajari iblis utk mencoba membantah saksi mata. ia mencoba mengalihkan orng kristen sbg umat paulus. org kristen bukan umat paulus tapi pengikut Kristus (itulah sbg julukan yg disematkan.) Bayangkan 100 thn kemudian bila artikel ini masih ada maka akan bisa sbg dinggap rujukan sprti injil2 palsu (Injil Tomas, Barnabas dan injil2 palsu) yg kemudian. perhatikan Injil Barnabas yg sepertinya cocok dgn Quran mereka agung2kan. mungkin saja bahwa Injil Barnabas yg menjadi acuan Quran sejak awal.....Org Kristen lebih percaya saksi mata dari anda yg baru hanya memasukkan pikiranmu ke dalam Kitab suci...yg benar adalah kita bawa isi Kitab suci ke luar (Eksegese) bukan Eisegese

    BalasHapus
    Balasan
    1. HERMONHILL, alat Iblis yang kau maksudkan itu bernama Paulus, dan dia sudah bekerja -- bahkan jauh sebelum Konsili Nicea 325M melantik Yesus sebagai Tuhan -- dengan cara menyelewengkan ajaran-ajaran pokok Yesus tentang Tuhan sejati yang setiap hari disembah oleh Yesus melalui berbagai dusta, sehingga sampai hari gini kau masih percaya bahwa Yesus adalah Tuhan.

      Hapus
    2. Menggelikan!
      Kau menolak disebut sebagai umat Paulus karena mengira dirimu adalah pengikut Kristus. Menurutmu, itu sebabnya mengapa kalian disebut sebagai umat Kristen. Padahal, Yesus sama sekali tidak pernah mengenal kata "Kristen", apalagi sampai menisbatkan kata itu sebagai gelar untuk pengikutnya!

      Coba kau baca dulu baik-baik jawaban untuk pertanyaan ini:
      Benarkah arti "KRISTEN" adalah pengikut Yesus Kristus?


      Hapus
    3. Tentang injil-injl yang kau sebut palsu itu, coba cermati satu persatu di sini.

      Sedangkan khusus mengenai injil Barnabas, baca baik-baik penjelasannya di sini. Kemudian, tanyalah pendetamu; kenapa cerita tentang injil Barnabas yang satu ini tiba-tiba saja lenyap seperti ditelan bumi?

      Coba kau pikirkan itu dengan segenap akal budimu!

      Hapus
  10. Yaelah...sepertinya admin sudah putus asa untuk membuktikan bahwa Yesus tidak disalib,sampai akhirnya memaksakan dan cocokologi ayat2 alkitab yg akhirnya jadi bahan tertawaan bagi org kristen.tetapi ga p2 min,teruskan baca dan pelajari alkitab dan cocokan dengan bukti2 sejarah dan referensi yg lain maka admin akan menemukan kebenaran dan tau bahwa alkitab bukan kitab dongeng.tetap semangat!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ANONIM, dengan penuh perecaya dir kau bicara tentang kebenaran ayat-ayat kitabmu, sementara kitabmu sendiri sudah amat terang benderang menjelaskan ketidak benarannya seperti ditunjukkan di sini.

      Apa kau tidak merasa malu?

      Hapus
  11. Banyak yang bilang "waw, dijoki percaya penyaliban doang langsung dijamin masuk surga". Halo permbaca budiman dan berpengetahuan, ini adalah kepercayaan bagi yang mempercayainya, tidak diperuntukkan bagi penyela dan penolak. Bagi yang percaya silahkan, dan bagi yang tidak jangan memaksakan kehendak padahal sudah tau tidak akan merubah apapun. Silahkan mendebat, tetapi dengan Adab". Salaaaaaaam ><

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, pokoknya "IMANI SAJA", habis perkara!
      Begitu, bukan?

      Hapus