Islam Tidak Mengenal Doktrin Penebusan Dosa!
Berdasarkan hadits ini: "Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kpada kami Abu Usamah dari Thalhah bin Yahya dari Abu Burdah dari Abu Musa dia berkata: "Rasulullah saw telah bersabda: 'Pada hari kiamat kelak, Allah Swt akan menyerahkan seorang Yahudi ataupun seorang Nasrani kepada setiap orang Muslim. Kemudian Allah Swt akan berkata: 'Inilah penebusmu dari siksa api neraka." [Hadist Sahih Muslim 4969, Kitab 50 - Bab 1319]
Dalam salahsatu lapaknya di forum GUS MENDEM & KAWAN KAWAN, nampaknya seorang Theos Anner berupaya meyakinkan dirinya sendiri -- dan orang banyak tentunya -- bahwa di dalam ajaran Islam pun sebenarnya ada doktrin PENEBUSAN DOSA.
Dengan kata lain, menurutnya doktrin penebusan dosa dalam Kristen adalah ajaran yang pararel dengan ajaran Islam!
BEGINI:
Supaya penjelasan lebih lengkap, lihat juga hadits pembandingnya:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Di hari kiamat kelak, sekelompok dari kaum muslimin akan datang membawa dosa mereka sebesar gunung. Lalu Allah mengampuni dosa-dosanya, kemudian dibebankan-Nya kepada orang-orang Yahudi dan nasrani. (Itu menurut perkiraanku). Rauh berkata; "aku tidak tahu dari siapa keraguan ini." Abu Burdah berkata; "Maka hal ini aku ceritakan kepada Umar bin Abdul Aziz. Lalu dia bertanya; "Apakah Bapakmu menceritakan hal ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Aku menjawab; "Ya." [HR Muslim 4971]
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim meninggal kecuali Allah akan memasukkan (memperlihatkan) ke dalam tempatnya neraka Yahudi atau Nashrani." [HR Muslim 4970]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah eorang mukmin meninggal kecuali Allah 'Azza Wajalla akan menggantikan tempatnya di neraka dengan orang yahudi dan nasrani." [HR Ahmad 18666]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, kecuali Allah 'azza wajalla akan menggantikan tempatnya di neraka dengan seorang Yahudi atau Nasrani." [HR Ahmad 18739]
Dari semua hadits tsb, maka kesimpulan dari kata 'penebus' adalah:
Bahwa dosa-dosa seorang Muslim yang diampuni oleh Allah 'dipindahkan' kepada Yahudi dan Nasrani yang kafir.
Supaya penjelasan lebih lengkap, lihat juga hadits pembandingnya:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Di hari kiamat kelak, sekelompok dari kaum muslimin akan datang membawa dosa mereka sebesar gunung. Lalu Allah mengampuni dosa-dosanya, kemudian dibebankan-Nya kepada orang-orang Yahudi dan nasrani. (Itu menurut perkiraanku). Rauh berkata; "aku tidak tahu dari siapa keraguan ini." Abu Burdah berkata; "Maka hal ini aku ceritakan kepada Umar bin Abdul Aziz. Lalu dia bertanya; "Apakah Bapakmu menceritakan hal ini dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam?" Aku menjawab; "Ya." [HR Muslim 4971]
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Tidaklah seorang muslim meninggal kecuali Allah akan memasukkan (memperlihatkan) ke dalam tempatnya neraka Yahudi atau Nashrani." [HR Muslim 4970]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah eorang mukmin meninggal kecuali Allah 'Azza Wajalla akan menggantikan tempatnya di neraka dengan orang yahudi dan nasrani." [HR Ahmad 18666]
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, kecuali Allah 'azza wajalla akan menggantikan tempatnya di neraka dengan seorang Yahudi atau Nasrani." [HR Ahmad 18739]
Dari semua hadits tsb, maka kesimpulan dari kata 'penebus' adalah:
Bahwa dosa-dosa seorang Muslim yang diampuni oleh Allah 'dipindahkan' kepada Yahudi dan Nasrani yang kafir.
Kepada Muslim akan diperlihatkan neraka yang sedianya menjadi tempatnya karena dosa-dosanya, namun kemudian tempat tersebut digantikan oleh Yahudi dan Nasrani yang kafir.
Kondisi ini sesuai dengan firman Allah:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (QS. Al-Mukminuun:1), Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya." (QS. Al-Mukminuun:10-11)
Kata 'waaritsuuna' dan 'yaritsuun' berasal dari akar kata 'waw-ra-tsa', maknanya berkisar pada "peralihan dari sesuatu kepada sesuatu yang lain".
Ada yang memahami ayat tersebut dalam arti, orang mukmin yang sudah memenuhi syarat akan mewarisi, yakni akan dialihkan kepada mereka surga yang tadinya Allah persiapkan untuk semua manusia. Tetapi karena ada di antara mereka yang kafir maka mereka tidak berhak memperolehnya.
Dengan demikian surga yang Allah siapkan buat orang-orang kafir tersebut diwarisi oleh seorang mukmin, atau beralih kepemilikannya. [Tafsir al-Mishbah buku ke-9 hal 162]
Jadi konsep surga dan neraka dalam ajaran Islam sebenarnya adalah begini:
Pada hakekatnya semua manusia sudah dipersiapkan oleh Allah tempatnya di neraka dan di surga, tidak peduli apakah dia seorang muslim atau bukan. Artinya, untuk muslim disiapkan 'kapling' di surga dan di neraka, demikian pula halnya bagi orang-orang kafir.
Apakah akhirnya nanti seorang hamba Allah akan masuk ke surga atau neraka yang sudah disiapkan tsb, sangat tergantung kepada pilihannya sendiri selama hidup di dunia. Apakah dia memilih menjadi kafir atau manusia beriman, menjadi orang baik atau tidak, dlsb. Semua itu ada perhitungannya sendiri-sendiri.
Ketika seorang kafir masuk neraka, maka kaplingnya di surga menjadi kosong atau tidak bertuan, itulah yang kemudian diwariskan kepada seorang mukmin. Sebaliknya, ketika seorang mukmin masuk surga, maka tempatnya yang sudah disediakan di neraka menjadi kosong, dan itulah yang kemudian diberikan kepada seorang kafir.
Jadi, selain seorang penghuni surga memperoleh jatahnya, dia juga mendapat warisan dari jatah orang kafir yang tidak dipergunakan. Itu sebabnya ayat Al-Qur'an yang lain menginformasikan bahwa:
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, ada dua surga." (QS. Ar-Rahmaan: 46)
Sebaliknya buat kafir akan mengalami siksa neraka yang berlipat-ganda, selain menerima 'jatah'nya, si kafir juga mewarisi jatah neraka yang 'batal diisi' oleh seorang muslim.
Allah berfirman:
"Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui". (QS. Al-A'raaf: 38)
Sampai di sini, apa yang kemudian sangat penting untuk diketahui dan difahami dengan benar adalah definisi "MUSLIM" dan definisi "KAFIR" menurut ajaran Islam.
Secara ringkas, definisi "MUSLIM" dapat diartikan sebagai seorang [pelaku] yang dengan kesadaran penuh menyatakan dirinya patuh, tunduk, dan berserah diri kepada Allah SWT, baik secara rohani, lisan, maupun perbuatan.
Sedangkan "KAFIR" adalah kebalikannya, yaitu orang-orang yang kuffar atau melawan segala perintah maupun larangan Allah SWT secara lahir bathin!
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
Ada yang memahami ayat tersebut dalam arti, orang mukmin yang sudah memenuhi syarat akan mewarisi, yakni akan dialihkan kepada mereka surga yang tadinya Allah persiapkan untuk semua manusia. Tetapi karena ada di antara mereka yang kafir maka mereka tidak berhak memperolehnya.
Dengan demikian surga yang Allah siapkan buat orang-orang kafir tersebut diwarisi oleh seorang mukmin, atau beralih kepemilikannya. [Tafsir al-Mishbah buku ke-9 hal 162]
Jadi konsep surga dan neraka dalam ajaran Islam sebenarnya adalah begini:
Pada hakekatnya semua manusia sudah dipersiapkan oleh Allah tempatnya di neraka dan di surga, tidak peduli apakah dia seorang muslim atau bukan. Artinya, untuk muslim disiapkan 'kapling' di surga dan di neraka, demikian pula halnya bagi orang-orang kafir.
Apakah akhirnya nanti seorang hamba Allah akan masuk ke surga atau neraka yang sudah disiapkan tsb, sangat tergantung kepada pilihannya sendiri selama hidup di dunia. Apakah dia memilih menjadi kafir atau manusia beriman, menjadi orang baik atau tidak, dlsb. Semua itu ada perhitungannya sendiri-sendiri.
Ketika seorang kafir masuk neraka, maka kaplingnya di surga menjadi kosong atau tidak bertuan, itulah yang kemudian diwariskan kepada seorang mukmin. Sebaliknya, ketika seorang mukmin masuk surga, maka tempatnya yang sudah disediakan di neraka menjadi kosong, dan itulah yang kemudian diberikan kepada seorang kafir.
Jadi, selain seorang penghuni surga memperoleh jatahnya, dia juga mendapat warisan dari jatah orang kafir yang tidak dipergunakan. Itu sebabnya ayat Al-Qur'an yang lain menginformasikan bahwa:
"Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap Tuhannya, ada dua surga." (QS. Ar-Rahmaan: 46)
Sebaliknya buat kafir akan mengalami siksa neraka yang berlipat-ganda, selain menerima 'jatah'nya, si kafir juga mewarisi jatah neraka yang 'batal diisi' oleh seorang muslim.
Allah berfirman:
"Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang telah terdahulu sebelum kamu. Setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk kawannya (menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudian di antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu: "Ya Tuhan kami, mereka telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak mengetahui". (QS. Al-A'raaf: 38)
Sampai di sini, apa yang kemudian sangat penting untuk diketahui dan difahami dengan benar adalah definisi "MUSLIM" dan definisi "KAFIR" menurut ajaran Islam.
Secara ringkas, definisi "MUSLIM" dapat diartikan sebagai seorang [pelaku] yang dengan kesadaran penuh menyatakan dirinya patuh, tunduk, dan berserah diri kepada Allah SWT, baik secara rohani, lisan, maupun perbuatan.
Sedangkan "KAFIR" adalah kebalikannya, yaitu orang-orang yang kuffar atau melawan segala perintah maupun larangan Allah SWT secara lahir bathin!
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
Tidak ada komentar