Tanya Jawab Seputar Doktrin Trinitas Dalam Kristen
Tanya: Apakah Allah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas kepada Yesus?
Jawab: Berdasarkan Alkitab, Allah tidak pernah mewahyukan dan mendefinisikan Trinitas kepada Yesus. Yesus tidak pernah mengatakan bahwa Allah mewahyukan Trinitas Kepadanya. Yesus sendiri tidak pernah menyebut-nyebut Trinitas, apalagi sampai menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari Trinitas.
"I had to admit that I found it impossible to believe that a first-century Galilean holy man (Jesus) had at any time of this life believed himself to be the Second Person of the Trinity).
Terjemah: "Saya harus mengakui bahwa memang tidak mungkin untuk mempercayai bahwa orang suci dari Galelia abad ke-1M (Yesus) pernah sekali saja dalam hidupnya berfikir bahwa dirinya adalah oknum kedua dari Trinitas.
2. Apakah Trinitas Adalah Ajaran Para Nabi Terdahulu?
Tanya: Apakah Allah pernah mewahyukan Trinitas kepada Para Nabi sebelum Yesus?
Jawab: Tidak! Allah tidak pernah mewahyukan maupun mendefinisikan Trinitas kepada nabi-nabi sebelum Yesus. Mereka semua menerima wahyu tentang Tauhid. Tidak secuil pun ajaran tentang Trinitas ditemui dalam Perjanjian Lama.
Buku Encyclopedia of Religion mencatatkan hal ini:
"Theologians today are in agreement that the Hebrew Bible does not contain a doctrine of the Trinity."
Terjemah: "Para ilmuwan Kristen dewasa ini sepakat bahwa ajaran Trinitas tidak ada dalam Alkitab (Perjanjian Lama) bahasa Ibrani."
Selanjutnya buku New Catholic Encyclopedia juga menegaskan:
"The doctrine of the Holy Trinity is not taught in the Old Testament".
Terjemah: "Ajaran Trinitas tidak pernah diajarkan dalam Perjanjian Lama."
Perhatikanlah apa yang disampaikan oleh para nabi utusan Allah dalam Perjanjian Lama:
[Ulangan 6:4] "Dengarlah hai orang Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa"
[Yesaya 46:9] "Akulah Allah dan tidak ada yang lain. Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku"
[Yesaya 46:9] "Akulah Allah dan tidak ada yang lain. Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku"
Andaikata Allah mewahyukan Trinitas kepada nabi-nabi Yahudi sebelum Yesus, tentu saja sudah sejak lama orang Yahudi menyembah Trinitas.
Namun bagaimana mungkin Allah mewahyukan Trinitas kepada Yesus agar umat Yahudi menyembah trinitas, sementara Yesus sendiri yang mengajarkan Tuhan itu Esa adalah seorang putra Yahudi yang sekalipun lahir ratusan tahun setelah para nabi-nabi ternama seperti Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan lain-lain tiada, justru meneruskan ajaran Tuhan itu Esa?
Namun bagaimana mungkin Allah mewahyukan Trinitas kepada Yesus agar umat Yahudi menyembah trinitas, sementara Yesus sendiri yang mengajarkan Tuhan itu Esa adalah seorang putra Yahudi yang sekalipun lahir ratusan tahun setelah para nabi-nabi ternama seperti Nuh, Ibrahim, Musa, Daud dan lain-lain tiada, justru meneruskan ajaran Tuhan itu Esa?
3. Apakah Murid-Murid Yesus Mengenal Trinitas?
Tanya: Apakah Yesus mengajarkan dan mendefinisikan Trinitas kepada Murid muridnya?
Jawab: Yesus tidak pernah mengajarkan atau mendefinisikan Trinitas kepada murid-muridnya. Sebaliknya beliau mengajarkan keesaan Allah.
[Markus 12:29] "Denqarlah hai oranq Israel: Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa"
Sejarawan Arthur Weigall dalam bukunya Paganism in Our Chrisrianity menulis: "Jesus Christ never mentioned such a phenomenon, and nowhere in the New Testament does the word Trinity appear. The idea was only adopted by the Church three hundred years after the death of our Lord."
Terjemah: "Yesus Kristus tidak pernah menyinggung tentang fenomena seperti itu (Trinitas), dan kata Trinitas tidak di temukan dimana pun dalam kitab Perjanjian Baru. Ide ini baru dianut Gereja tiga ratus tahun setelah Yesus tiada."
Dalam Al-Qur'an Allah menegaskan bahwa Yesus tidak pernah mengajarkan Trinitas:
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-oranq yanq berkata: 'Sesungguhnya Allah ialah Almasih putra Maryam', padahal Almasih (sendiri) berkata: 'Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu'.
"Sesungguhnya oranq yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan sorqa baginya, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-oranq zalim itu seorang penolong pun." (Q.S. Al-Maidah 5:72)
4. Benarkah Amanat Agung Merupakan Perintah Dari Tuhan Trinitas?
Tanya: Merujuk pada Matius 28:19, "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus", benarkah bahwa yang disebut-sebut oleh umat kristen sebagai Amanat Agung itu merupakan perintah dari Tuhan Trinitas?
Jawab: Ayat emas yang selalu dikutip oleh kebanyakan umat kristen guna menunjang iman mereka terhadap eksistensi Trinitas di atas adalah AYAT PALSU! Karena sebenarnya, Injil Matius pasal 28 berakhir pada ayat 15, sedangkan lima ayat berikutnya, Matius 28:16-20, adalah ayat-ayat yang ditambahkan oleh gereja di kemudian hari. Mereka yang dikaruniai akal sehat dan membaca pasal 28 ini dengan cermat akan segera mendeteksi bahwa injil Matius 28:15 merupakan penutup Injil Matius.
[Matius 28:15] "Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan cerita ini tersiar diantara orang Yahudi sampai saat ini".
Perhatikan kalimat, "cerita ini tersiar sampai saat ini" di atas yang menunjukkan bahwa peristiwanya sudah lama berlaku. Ini memperlihatkan bahwa Injil ini sudah lama selesai ditulis. Cerita ini sudah menjadi cerita rakyat yang dikisahkan secara turun temurun hingga kemudian ayat 16-20 ditambahkan. Alasan penambahan ayat-ayat dalam Matius 28 ini mudah dimengerti, yakni karena Gereja ingin menambahkan doktrin keimanan mereka dalam Injil. Mereka tanpa ragu, apalagi malu menambahkan ayat-ayat palsu tersebut, walaupun pada akhirnya tertangkap logika pembaca sebagai sebuah alur perikop yang sangat janggal!
Mengenai ayat-ayat palsu yang ditambahkan kemudian oleh Gereja tsb, perhatikanlah pernyataan para pakar Alkitab dan sejarah Kristen seperti di antaranya; Hugh J. Schonfield, nominator pemenang Hadiah Nobel tahun 1959, dalam bukunya The Original New Testament, hal 124:
"This (Matthew 28:15) would appear to be the end of the Gospel (of Matthew). What follows (Matthew 28:16-20) from the nature of what is said, would the be a latter addition."
Terjemah: Ayat ini (Matius 28:15) nampak sebagai penutup injil (Matius). Dengan demikian, ayat-ayat selanjutnya (Matius 28:16-20), dari kandungan isinya, nampak sebagai (ayat-ayat) yang baru ditambahkan kemudian.
Selanjutnya, Robert Funk, Professor dalam Ilmu Perjanjian Baru, Universitas Harvards, dalam bukunya The Five Gospels, mengomentari ayat-ayat tambahan ini sebagai berikut:
"The great commission in Matthew 28:16-20 have been created by the individual evangelist reflect the evangelist idea of launching a word mission of the church.
Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from jesus."
Jesus probably had no idea of launching a world mission and certainly was not the institution builder. (It is) not reflect direct instruction from jesus."
Terjemah: "Perintah utama dalam Matius 28:18-20 diciptakan oleh para penginjil, memperlihatkan ide untuk menyebarkan ajaran Kristen ke seluruh dunia.
Yesus sangat mungkin tidak pernah berpikir untuk mengadakan misi penyebaran ajarannya ke seluruh dunia, dan yang pasti bukan pendiri lembaga (penyebaran gama Kristen) tsb. Ayat ini tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus."
Yesus sangat mungkin tidak pernah berpikir untuk mengadakan misi penyebaran ajarannya ke seluruh dunia, dan yang pasti bukan pendiri lembaga (penyebaran gama Kristen) tsb. Ayat ini tidak menggambarkan perintah yang diucapkan Yesus."
Seandainya ayat tersebut memang diucapkan oleh Yesus sekalipun, belum dapat dianggap sebagai rumusan Trinitas, sebab ayat ini hanya menyebut tiga oknum, tapi tidak pernah menegaskan bahwa yang tiga tsb adalah satu.
5. Berarti Murid-Murid Yesus Tidak pernah Mengajarkan Trinitas?
Tanya: Berdasarkan penjelasan No.4 di atas, berarti kita sepakat bahwa murid-murid Yesus tidak pernah mengajarkan Trinitas?
Jawab: BENAR! Murid-murid Yesus adalah orang-orang Yahudi. Mereka tidak pernah mengajarkan Trinitas kepada golongan mereka. Apa yang mereka ajarkan adalah ajaran Tauhid yang diajarkan Yesus kepada mereka.
Dari ratusan Injil yang ditulis orang pada abad pertama sampai awal abad keempat, tidak satu pun yang mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang harus di sembah. Pemimpin murid-murid Yesus sepeninggal Yesus adalah adiknya sendiri, Yakobus, yang mengajarkan Tauhid sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus.
Sejarah memperlihatkan bahwa ajaran tentang Trinitas mulai berkembang setelah Paulus mengawinkan ajaran Yahudi dengan ajaran penyembah berhala, agar cocok dan kemudian dianut juga oleh penyembah berhala bangsa-bangsa selain bangsa Israel.
Ajaran Trinitas menuju dan mencapai formulasi akhir setelah orang-orang Romawi dan Mesir memasukkan ajaran penyembah berhala ke dalam ajaran Kristen.
Perhatikanlah khotbah Petrus di Tripoli, Libia, yang diabadikan kedalam kitab Pseudoclementine Homilies 11:35 berikut ini:
"Our Lord and Prophet (Yesus), who has sent us, declared to us that the Evil One, having disputed with him forty days, but failing to prevail against him, promise He would send Apostles from amonq his subjects to device them. Therefore, above all, remember to shun any Apostle, teacher, or prophet who does not accurately compare his teachinq with (that of) James, the brother of our Lord, and this, even if he comes to you with recommendations."
Terjemah: "Tuan dan nabi kita (Yesus), yang mengirim kami, menyatakan kepada kami bahwa Setan berdebat dengannya selama 40 hari, tetapi gagal mengalahkannya, dia berjanji (setan) akan mengirim rasul-rasul dari golongannya untuk menyesatkan mereka (pengikut-pengikut Yesus). Oleh karena itu sangat penting untuk di ingat, agar menghindari rasul, guru, atau (yang mengaku) nabi yang ajarannya tidak sesuai dengan ajaran (tauhid) Yakobus, saudara tuan saya (Yesus), walaupun dia datang kepadamu dengan mengatakan bahwa dia sudah direstui."
Dengan memperhatikan khotbah Petrus di atas dengan mudah kita dapat menebak siapa rasul, guru, dan nabi palsu yang dia maksudkan.
Encyclopedia of Religion and Ethics menjelaskan berikut ini: "At first the Christian faith was not Trinitarian. lt was not so in the apostolic and sub apostolic ages, as reflected in the (New Testament) and other early Christian writings."
Terjemah: "Pada mulanya keimanan Kristen bukan Trinitas. Tidak ada ajaran Trinitas di zaman murid-murid Yesus maupun sesudahnya, sebagaimana dapat dilihat dalam (Kitab Perjanjian Baru) maupun karya para penulis Kristen awal lainnya."
6. Benarkah Paulus Yang Mengajarkan Trinitas?
Tanya: Sebagai pendiri agama Kristen, apakah Paulus juga mengajarkan dan memformulasikan Trinitas?
Jawab: BUKAN! Paulus (5-67M) tidak pernah mengajarkan dan memformulasikan ide Trinitas. Silahkan baca surat-suratnya kepada orang-orang Romawi di Roma, Korintus, Filipi, Efesus dan lain-lain, anda tidak akan menemukan secuil pun ajaran Trinitas di dalamnya. Malah sebaliknya Paulus menekankan keesaan Tuhan.
[1korintus 8:5-6] "Memang benar ada banyak "Allah" (Tuhan) dan banyak "tuhan" (tuan - pemimpin) yang demikian namun bagi kita hanya ada satu "Allah" (Tuhan) Saja yaitu bapa, yang dari padaNya berasa (segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu tuhan (tuan - pemimpin) saja, yaitu Yesus Kristus."
Kendati sangat jelas terlihat dari banyak tulisannya bahwa Paulus berusaha sekuat tenaga untuk mengkultuskan Yesus sebagai Anak Allah dan Juru Selamat -- meskipun untuk itu ia mendapat tantangan hebat dari umat Yahudi yang mengharamkan istilah "Anak Allah" kepada Yesus -- namun pada jamannya, Paulus nampaknya belum sampai pada taraf mempertuhankan Yesus, atau menyamakannya dengan Tuhan Allah.
Akan tetapi justru karena gagasan Paulus yang mempromosikan Yesus sebagai anak Allah itulah maka dalam perkembangannya, ajaran kristen akhirnya melenceng jauh dari ajaran murni Yesus yang berbasis Tauhid -- yaitu mengakui hanya satu Tuhan yang wajib disembah yaitu Allah -- menjadi Trinitas yang mencampur-adukkan unsur-unsur Pagan ke dalam ajaran murni Yesus!
Tanya: Jika Paulus tidak mengajarkan Trinitas, apakah kita dapat menemukan Trinitas dalam Alkitab?
Jawab: TIDAK! Ajaran Trinitas tidak ditemukan baik dalam kitab Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, Edmund J. Fortman dalam bukunya The Triune God menjelaskan:
"The Old Testament tells us nothing explicitly or by necessary implication of a Triune God who is Father, Son and Holy Spirit.
There is no evidence that any sacred writer ever suspected the existence of a (Trinity) whitin the Godhead.
Even to see in (the Old Testament) suggestion or foreshadowing or veiled siqn of the Trinity of persons, is to go beyond the words and inent of the sacred writers."
There is no evidence that any sacred writer ever suspected the existence of a (Trinity) whitin the Godhead.
Even to see in (the Old Testament) suggestion or foreshadowing or veiled siqn of the Trinity of persons, is to go beyond the words and inent of the sacred writers."
Terjemah: Kitab Perjanjian Lama tidak menjelaskan apa pun secara eksplisit, atau implikasi dari perlunya Kesatuan Tiga Tuhan ini, yakni Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Tidak ada bukti tentang kecurigaan para penulis kitab suci tentang adanya tiga unsur (Trinitas) dalam Ketuhanan.
Bahkan bila diteliti dari kitab Perjanjian Lama, sugesti pendapat, pemikiran, dan tanda-tanda terselubung tentang adanya kesatuan tiga oknum dalam Kitab Perjanjian Lama, sangat jauh melampaui kata-kata maupun maksud para penulis kitab-kitab itu sendiri.
Tidak ada bukti tentang kecurigaan para penulis kitab suci tentang adanya tiga unsur (Trinitas) dalam Ketuhanan.
Bahkan bila diteliti dari kitab Perjanjian Lama, sugesti pendapat, pemikiran, dan tanda-tanda terselubung tentang adanya kesatuan tiga oknum dalam Kitab Perjanjian Lama, sangat jauh melampaui kata-kata maupun maksud para penulis kitab-kitab itu sendiri.
Mengenai kitab Perjanjian Baru, buku Encyclopedia of Religion menulis:
"Theologians agree that the New Testament also does not contain an explicit doctrine of the Trinity."
"Theologians agree that the New Testament also does not contain an explicit doctrine of the Trinity."
Terjemah: Para Teolog Kristen sependapat bahwa secara eksplisit doktrin Trinitas juga tidak ada dalam muatan Perjanjian Baru.
Pernyataan tentang Trinitas ditemukan dalam Alkitab berbahasa Indonesia (1Yohanes 5:7-8):
[1Yohanes 5:7] "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian {di dalam sorga: Bapa Firman dan Roh Kudus dan ketiganya adalah satu". Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi}: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.
Ini adalah satu-satunya formulasi Trinitas tentang Tuhan, Yesus, dan Roh Kudus, yang dianggap sempurna dalam Alkitab. Namun kemudian ternyata bahwa ayat ini (perhatikan tanda "{}" yang di bubuhkan oleh penterjemah Alkitab LAI) adalah ayat palsu yang baru diselipkan atas restu Gereja ketika Alkitab dicetak di Frankfurt, Jerman pada tahun 1574. Perhatikan catatan kaki dari Alkitab New International Version, hal. 907 yang menyebutkan: "(Ayat ini) tidak ditemukan di semua naskah Alkitab yanq ditulis sebelum abad XVI"
Sangat disayangkan Lembaga Alkitab Indonesia tidak jujur menjelaskan bahwa ayat dalam { "tanda kurung" } tsb adalah AYAT PALSU. Tapi terlepas dijelaskan atau tidak, tokh kita sudah lihat sendiri bahwa baik istilah Trinitas maupun ajaran tentang Trinitas itu sendiri sesungguhnya TIDAK PERNAH ADA dalam Alkitab!
8. Dari Mana Sebenarnya Asal Usul Trinitas?
Tanya: Apa arti Trinitas dalam kristen, dan dari manakah asal muasalnya?
Jawab: Trinitas berarti kesatuan dari tiga. Trinitas dalam Kristen adalah tiga oknum Tuhan yakni Tuhan Allah, Tuhan Yesus dan Tuhan Roh Kudus. Ketiganya adalah satu kesatuan.
Dogma ini berasal dari paham Platonis yang dicetuskan oleh Plato (?-347 SM), dan dianut para pemimpin Gereja sejak abad ke-2M [Tony lane 1984].
Edward Gibbon dalam bukunya The Decline and fall of the Roman Empire, hal 388, menulis:
Edward Gibbon dalam bukunya The Decline and fall of the Roman Empire, hal 388, menulis:
"Plato consider the divine nature under the thee fold modification: of the first cause, the reason, or Logos; and the soul or spirit of the universe, the Platonic system as three Gods, united with each other by a mysterious and ineffable qeneration; and the Logos was particularly considered under the more accessible character of the Son of an eternal Father and the Creator and Governor of the world."
Terjemah: Plato menganggap natur keilahian terdiri dari tiga unsur, yaitu: Penyebab awal, Firman (Logos), dan Roh alam semesta. Dalam sistem Platonis adalah tiga Tuhan yang menyatu antara satu sama lain melalui kehidupan yang baka dan misterius; dan khususnya Firman (Logos), dianggap karakter yang paling sesuai sebagai Anak Bapa yang baka dan sebagai pencipta dan pengatur alam semesta.
Ajaran tiga Tuhan dalam satu ini bukan hanya dianut masyarakat Yunani dan Romawi, tetapi juga mereka yang mendiami wilayah Asia Barat, Tengah, Afrika Utara dan pengaruhnya menyebar ke beberapa kawasan lainnya di dunia.
Watch Tower and Bible Tract Society of Pennsylvania, 1984, menjelaskan:
"Throuqhout the ancient word, as far back as Babylonia the worship of pagan qods qrouped in triplets were common. This practice was also prevalent, before, during, and after Christ in Egypt, Greece and Rome. After the death of the Apostles, such pagan beliefs began to invade Christianity."
Terjemah: Sepanjang zaman purbakala, sejak masa kerajaan Babilonia, penyembahan manusia kepada Dewa-Dewa Pagan dalam kesatuan "kembar tiga" adalah hal yang umum. Kebiasaan ini juga banyak ditemukan sebelum, pada masa, dan sesudah Yesus; di Mesir, Yunani dan Romawi. Setelah kematian murid-murid Yesus, kepercayaan penyembah berhala ini mulai merasuk ke dalam ajaran Kristen.
9. Lalu, Apa Maksud Ucapan Yesus, "Aku Dan Bapa Adalah Satu"?
Tanya: Dalam Yohanes 10:30 Yesus berkata: "Aku dan Bapa adalah satu." Tidakkah itu berarti bahwa Yesus adalah sama atau "ko-ekual" dalam status dengan Bapa?
Jawab: Dalam bahasa Yunani [Latin] "heis" berarti "satu" secara bilangan (berjenis kata laki-laki), sedang "hen" berarti "satu" dalam "kesatuan" atau esensinya. Dalam catatan pinggir New American Standard Bible (NASB) terbaca; Satu - (Lit.neuter) kesatuan atau satu essensi (atau intisari, hakikat).
If one wishes to argue that the word "hen" supports their claim for Jesus being "co-equal" in status with his Father, please invite his/her attention to the following verse: Jesus said: "And the glory which Thou has given me, I have given to them (disciples); that they may be one, just as we are one." (John 17:22).
Terjemah: Jika umat Kristen tetap membantah bahwa justru kata "hen" tadi mendukung pernyataan mereka bahwa Yesus "co-equal" (dua-duanya sama) dalam status dengan Bapanya, maka cobalah tarik perhatian mereka untuk mengikuti ayat berikut ini: "Dan Kemuliaan yang telah Engkau (Bapa) berikan kepadaku, telah aku berikan pula kepada mereka (para pengikut Yesus), supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah satu" (Yohanes 17: 22).
If he/she was to consider/regard/believe the Father and Jesus Christ to be "one" meaning "co-equal" in status on the basis of John 10:30, then that person should also be prepared to consider/regard/believe "them" - the disciples of Jesus, to be "co-equal" in status with the Father and Jesus ("just as we are one") in John 17:22. I have yet to find a person that would be prepared to make the disciples (students) "co-equal" in status with the Father or Jesus.
Terjemah: Jika dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa Bapa dengan Yesus itu "satu" dalam arti "co-equal" (Dua-duanya sama) dalam status dengan berdasar kepada Yohanes 10:30, maka orang tadi mesti pula bersiap-siap untuk dia mempertimbangkan/menganggap/percaya bahwa "mereka" (para murid Yesus) juga "co-equal" dalam statusnya dengan Yesus dan Bapa (seperti dalam ayat: "sama seperti kita adalah satu") dalam Yohanes 17: 22. Selama ini saya belum pernah menemukan orang yang siap untuk meyakini bahwa murid-murid Yesus adalah "co-equal" dalam status dengan Bapa atau Yesus sendiri.
The unity and accord was of the authorized divine message that originated from the Father, received by Jesus and finally passed on to the disciples. Jesus admitted having accomplished the work which the Father had given him to do. (Jn.17:4).
Terjemah: Kesatuan dan persetujuan adalah kewenangan pesan suci yang berasal dari Bapa, diterima oleh Yesus dan akhirnya diteruskan kepada para pengikutnya. Yesus mengakui telah menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan Bapa kepadanya untuk dikerjakan (Lihat Yohanes 17: 4: "Aku telah mempermuliakan engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yang Engkau berikan kepadaKu untuk melakukannya").
HOT TIP
Jesus said: "I go to the Father; for the Father is greater than I." (Jn.14:28). This verse unequivocally refutes the claim by any one for Jesus being "co-equal" in status with his Father.
Terjemah: Yesus berkata: "Aku pergi kepada Bapa, sebab Bapa lebih besar daripada Aku" (Yohanes 14: 28). Ayat ini dengan begitu gamblang membuka kesalahan atas pengakuan (klaim) dari siapapun yang menyatakan bahwa Yesus "co-equal" (kedua duanya tepat sama) dalam status dengan bapaknya.[*]
[*] Dalam bahasa kitab suci, ungkapan-ungkapan seperti ini sering terjadi, dan hendaknya pembaca berlaku arif dan memiliki kehalusan jiwa untuk menangkap ungkapan tadi sebagai pelajaran. Sebab ini bukanlah arti yang sebenarnya.
Dalam Al-Quran misalnya, terdapat ayat yang bermakna: "Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar, ketika kamu melempar, tetapi Allah lah yang melempar ..." [QS.8:17], Atau dalam hadits Qudsi dikatakan, bila seorang hamba mendekat secara sempurna, bukan sekedar dengan penunaian yang wajib tetapi lengkap dengan sunnah-sunnahnya, maka, "Aku menjadi matanya ketika dia melihat, menjadi tangannya ketika dia memukul menjadi kakinya ketika dia berjalan."
Kalimat kalimat seperti ini, tidak boleh langsung disimpulkan bahwa "benar benar orang itu bermata Allah, bertangan dan berkaki Allah," tetapi pada tingkat kebersihan jiwa seperti itu, orang tadi dalam melihat, menggerakkan tangan dan melangkah, senantiasa selaras dengan apa yang diridhoi Allah.
Umat kristen nampaknya terlalu terburu-buru menyimpulkan yang tersurat, sehingga "kebablasan" berani berkata bahwa Yesus adalah Allah, dan Allah adalah Yesus dalam arti satu, sama, itu itu juga! Padahal orang bercinta saja jika mengatakan, "Kau dan Aku adalah satu" tentu artinya bukan mereka yang saling dimabuk cinta itu melebur dari dua orang menjadi satu orang, bukan?
Di kalangan ulama Islam pun dahulu pernah terjadi penyimpulan kasar berdasar kata tersurat, yakni banyak ulama berfatwa bahwa orang yang telah berwudhu, bisa batal wudhunya bila "menyentuh" perempuan, mereka memahami kesimpulan itu dengan mengambil dasar Al-Quran S.4:43. Untung Al-Quran masih memiliki teks aslinya, bahkan tafsir murid langsung Nabi pun masih ada, sehingga gampang ditelusuri maksud yang sebenarnya, bahwa ternyata menurut Ibnu Abbas ra [Sahabat Nabi SAW], bahwa menyentuh di sana bukan sekedar "menyentuh," tetapi semacam ungkapan sopan yang menyiratkan arti "lebih intim," atau katakanlah 'sentuhan' yang bisa menyebabkan hamil, seperti secara sopan diungkap Maryam dalam QS. 19:20.
Bagi kristen, apalagi yang menerima 'kebenaran kristen' cuma dari teks bahasa Insonesia saja, memang agak sulit untuk menelusuri arti sebenarnya dari kata kata yang tersurat dalam injil mereka sendiri.
10. Bagaimanakah Definisi Trinitas?
Tanya: Sudah 9 pertanyaan, tapi nampaknya semakin menjelaskan ketidak-jelasan trinitas secara meyakinankan. Lantas, sebenarnya apa sih definisi trinitas?
Jawab: Athanasian Creed (abad VI M) mendefinisikan Trinitas sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Ghost is God. And yet there Gods but one God."
Terjemah: Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan. Namun bukan tiga Tuhan melainkan satu Tuhan.
The Orthodox Christianity kemudian mendefinisikan lagi Trinitas sebagai:
"The Father is God, the Son is God, and the Holy Spirit is God, and toqether, not exclusively, the form one God."
Terjemah: Bapak adalah Tuhan, Anak adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Tuhan, dan bersama-sama, bukan sendiri-sendiri, membentuk satu Tuhan.
Sebelumnya sudah banyak para pemimpin Gereja yang mencoba memasukkan ajaran Platonis dan agama Mesir tentang tiga Tuhan dalam satu. Namun upaya tesebut baru pada tahap adanya tiga unsur atau oknum yang memiliki ikatan satu dengan lainnya saja.
Ketetapan ketiga oknum: Tuhan, Anak, dan Roh Kudus masing-masing dianggap Tuhan setara dan abadi, tidak pernah ada sebelum ditetapkananya Athanasian Creed (Kredo Athanasius) pada abad ke-4M.
11. Masih Adakah Dalil Lain Tentang Trinitas?
Tanya: Terkait Trinitas, pendapat tokoh-tokoh sejarah mana sajakah yang dianggap penting untuk kita ketahui?
Jawab: (1) Irenaeus (125-203) menjelaskan bahwa Tuhan tidak sendirian. Selalu ada Firman dan Hikmah bersamanya, Anak dan Roh, yang melaluinya Tuhan menciptakan segala sesuatu secara bebas dan spontan.
"The Church, though scattered thoroughout the whole world to the earth, has received from the apostles and their disciples this faith: in one God, the Father almighty, maker of heaven and earth and sea and all thing in them; and in one Christ Jesus, the Son of God, who was made flesh for our salvation, and in the Holy Spirit."
Terjemah: Gereja, yang walaupun tersebar di seluruh dunia, sampai ke ujung bumi, telah menerima dari para Rasul dan murid-murid mereka keyakinan ini: (Percaya) kepada Tuhan Yang Maha Besar, pencipta Sorga dan bumi dan laut dan segala yang ada di dalamnya; dan dalam satu Kristus, Yesus, Anak Tunggal Allah, yang telah menjadi daging demi keselamatan kita, dan didalam Roh Kudus.
Dalam definisi ini jelas sekali bahwa sampai akhir abad ke-2M, para pemimpin Gereja dan umat Kristen masih beranggapan bahwa Allah (Bapa) adalah satu-satunya Tuhan yang Maha Besar. Yesus hanya dikenal sebagai Anak Allah sebagaimana yang dikumandangkan oleh Paulus.
(2) Tertulian (160-230) merupakan yang pertama menggunakan istilah Trinitas. Dia mendefinisikan Trinitas sebagai: "una substantia trepersonae" (satu zat dalam tiga oknum). Dia mengatakan:
"Let us preserve the mystery of the divine economy which dispose the unity into trinity, the Father, the Son, and the Holy Spirit, three not in essence but in grade, not in substance but in form".
Terjemah: Marilah kita menjaga misteri ikatan keilahian yang menjelaskan kesatuan dari yang tiga, Bapa, Anak dan Roh Kudus, tiga bukan dalam sari, tetapi dalam tingkatan, bukan dalam zat tetapi dalam bentuk.
Menurut Tertullian, ketiga oknum; Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
(3) Origen (185-250) mengajarkan tiga Tuhan dalam Trinitas bertingkat: Bapa lebih besar dari Anak, yang lebih besar dari Roh Kudus. Hanya Bapa satu-satunya Tuhan yang sesungguhnya. dan untuk ini ia menegaskan:
"First, that there is one God. Secondly, that Jesus Christ himself was born of the Father before all creatures. Thirdly, that the Holy Spirit was associated in honor and dignity with the Father and Son."
Terjemah: Pertama, bahwa ada satu Tuhan. Kedua, bahwa Yesus Kristus sendiri lahir dari Bapa sebelum segala sesuatu dicipta. Ketiga, bahwa Roh Kudus berkaitan dalam kemuliaan dan kehormatan dengan Bapak dan Anak.
Dalam definisinya, Origen menegaskan bahwa Tuhan Allah itu Esa. Kedudukan Yesus adalah dibawah Tuhan Allah (Bapa), dan kedudukan Roh Kudus di bawah Yesus.
12. Dari Manakah Asalnya Pemikiran Yesus Adalah Anak Allah?
Tanya: Dari manakah datangnya gagasan Yesus adalah Anak Tuhan atau Tuhan itu sendiri?
Jawab: Ide itu berasal dari paham penyembah berhala bahwa Tuhan beranak pinak di bumi. Di berbagai wilayah dan kota-kota besar di kerajaan Romawi di luar Palestina orang menyembah "Tuhan beserta keluarganya", mulai dari Tuhan tiga sampai ratusan. Mereka menganggap bahwa setiap tindakan Tuhan menjadi oknum lain di samping Tuhan. Misalnya firman Tuhan menjadi oknum lain (Anak Allah) yang namanya Yesus. Tindakan Tuhan memberi hidup, menjadi oknum lain yang namanya Roh Kudus.
Tanya: Lalu, siapakah pencetus ide "Anak Allah (Tuhan)"?
Jawab: Anak Tuhan adalah hal yang sangat lumrah di tengah-tengah masyarakat Yahudi. Mereka menganggap bahwa bangsa Israel adalah "anak-anak Tuhan". Bagi mereka istilah "Anak Tuhan" bukan untuk individu. "Anak-anak Tuhan" dalam pengertian individu merupakan paham penyembah berhala yang menganggap bahwa Tuhan beranak di dunia. (Tillich 1968)
Drapper dalam bukunya Conflict between Religion and Science menceritakan bahwa Plato lahir di Athena tahun 429 SM. Ibunya adalah Paraction yang bertunangan dengan Arus.
Namun sebelum mereka menikah, Paraction telah dihamili oleh Tuhan Apollo yang merupakan "Roh Kudus" dalam ketuhanan bangsa Yunani.
Tuhan Appolo mengancam Arus untuk menghormati Roh Kudus dan tidak mendekati Paraction yang telah dihamilinya. Oleh sebab itu Plato di sebut "Anak Tuhan". Pythagoras yang lahir tahun 575 SM yang dianggap lahir tanpa ayah, juga disebut "Anak Tuhan".
Namun sebelum mereka menikah, Paraction telah dihamili oleh Tuhan Apollo yang merupakan "Roh Kudus" dalam ketuhanan bangsa Yunani.
Tuhan Appolo mengancam Arus untuk menghormati Roh Kudus dan tidak mendekati Paraction yang telah dihamilinya. Oleh sebab itu Plato di sebut "Anak Tuhan". Pythagoras yang lahir tahun 575 SM yang dianggap lahir tanpa ayah, juga disebut "Anak Tuhan".
Paulus yang menganggap Yesus lahir melalui intervensi Roh Kudus, memperkenalkannya kepada para penyembah berhala di kerajaan Romawi sebagai "Anak Tuhan (Allah)".
"Jawab malaikat itu kepadanya: `Roh Kudus akan turun atasmu dan Kuasa Allah yanq Maha Tinqqi akan menaunqi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan akan disebut kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35).
"Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah" (Kisah Para Rasul 9:20)
Pekerjaan Paulus yang mulai merusak ajaran Tauhid yang diajarkan Yesus ini dikutuk oleh Allah dalam surah Maryam 19:88-92:
"Dan mereka berkata: 'Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak'. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat munqkar. Hampir-hampir lagit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yanq Pemurah mempunyai anak" (QS. 19:88-92)
13. Apa Arti Anak Tunggal Allah, Setarakah Dia Dengan Allah?
Tanya: Apa arti "Anak Tunggal Allah (Tuhan)"?
Jawab: Umat Kristen dengan bangga menjelaskan bahwa Yesus diperanakkan bukan dicipta. Menurut mereka, semua mahluk dicipta oleh Tuhan, demikian pula Nabi Adam. Tetapi Yesus lahir dari intervensi Roh Kudus yang datang menaungi perawan Maria sehingga hamil. Dari berbagai legenda, Tuhan menghamili seorang perempuan hanya sekali, sehingga disetiap zaman hanya ada seorang Anak Tuhan (anak tunggal).
"Jawab malaikat itu kepadanya: 'Roh Kudus akan turun atasmu dan Kuasa Allah yang Maha Tinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kau lahirkan akan disebut kudus, Anak Allah" (Lukas 1:35).
Tanya: Apakah anak Allah (Tuhan) setara dengan Allah (Tuhan)?
Jawab: Dalam filsafat Yunani, kedudukan Anak Tuhan dan dewa-dewa lainnya lebih rendah dari Tuhan. Sesuai ajaran filsafat Yunani, ketika Tuhan yang suci tidak dapat berhubungan dan menyelamatkan dunia serta manusia yang berdosa, dia mengirim anaknya atau dewa lain untuk mengatasi persoalan di dunia. Para pemimpin Gereja yang bermaksud untuk menaikkan kedudukan Yesus sebagai Anak Allah (Tuhan) agar setara dengan Tuhan Bapa menghadapi berbagai kendala.
Pertama, karena Bapa bukan Anak dan Anak bukan Bapa sehingga secara otomatis bapa memiliki kekuasaan untuk memerintahkan Anak, tetapi tentu anak tiada punya kuasa untuk memerintah Bapa.
Kedua, karena Bapa bukan Anak dan Anak bukan Bapa, ada suatu saat di mana Bapa sudah ada, sedangkan Anak belum ada. Kalau kedua-duanya sama-sama ada, tentu tidak ada Bapa dan Anak, saudara pun tidak.
[Kis. 13:33] "AnakKu Enqkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini".
Ayat di atas memperlihatkan bahwa sebelumnya Bapa sudah ada, sedangkan Anak belum ada. Jadi pernyataan Hamran Ambrie dalam bukunya "Keilahian Yesus Kristus dan Allah Tritunggal Yang Esa", hal.116 yang mengatakan: "Tidak ada yang terdahulu atau terkemudian di antara satu dengan yang lainnya", adalah SALAH.
Ketiga, karena para pemimpin Gereja mengatakan bahwa Bapa 100% Tuhan, sedangkan Anak (Yesus) adalah 100% Tuhan dan sekaligus 100% manusia sehingga keduanya, tentu saja, TIDAK SAMA atau setara.
[Sumber: Islam Menjawab Fitnah]
Tidak ada komentar