02. Ketuhanan Yesus Menurut Injil dan Al-Quran
11. YESUS MENYERU AGAR MANUSIA MENURUTI KEHENDAK TUHAN
“Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Sorga.” (Matius 7:21).
Yesus menegaskan bahwa mereka yang akan masuk kerajaan surga adalah orang-orang yang melakukan kehendak Allah. Bukan yang berseru menyebut dirinya: "Tuhan, Tuhan!"
Jika diperhatikan baik-baik, ayat ini jelas menunjukkan bahwa Yesus sendiri 'menolak' panggilan atau sebutan 'Tuhan' atas dirinya. Bahkan dalam ayat tersebut tersirat ancaman bahwa sekalipun orang-orang meninggikan derajat Yesus sedemikian rupa hingga menyebut dirinya Tuhan, namun sesungguhnya itu sama sekali tidak berguna. Mereka yang tidak menuruti kehendak Allah sebagaimana yang justru diajarkan oleh Yesus sendiri, niscaya tidak akan masuk surga!
Lalu, apakah kehendak Allah mengutus Yesus ke tengah-tengah bani Israel? Dari Yesus sendiri kita belajar bahwa sebagai seorang Nabi, ia diutus oleh Tuhan semata-mata untuk mengembalikan "anak-anak domba yang tersesat" agar kembali ke ajaran Taurat Nabi Musa, yakni agama Tauhid yang utamanya mengajarkan manusia untuk menyembah Allah Yang Esa.
Jika Yesus Tuhan, tentu saja ia lebih suka mengatakan bahwa “Yang akan masuk kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan semua kehendakku.”
12. YESUS MENGAKU SEBAGAI UTUSAN TUHAN
“Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.” (Matius 10:40)
Ayat ini bermakna bahwa barangsiapa menghormati Yesus, sama artinya dengan menghormati Tuhan yang mengutusnya. Atau barangsiapa yang mengikuti ajaran Yesus, sama artinya dengan mengikuti ajaran Tuhan yang mengutusnya, atau barangsiapa yang memuliakan Yesus, berarti memuliakan Tuhan yang mengutusnya. Ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri bukan Tuhan, akan tetapi seorang utusan-Nya.
13. YESUS MENGAKU SEBAGAI SEORANG NABI
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang yang benar, ia akan menerima upah orang benar.” (Matius 10:41).
Ayat di atas bermakna; barangsiapa yang menganggap Yesus sebagai Nabi, dia akan menerima upah Nabi. Barangsiapa yang menerima Yesus sebagai orang benar (berkata dan berlaku benar), maka dia akan menerima upah orang-orang yang berkata dan berlaku benar. Di dalam empat Injil, masing-masing Matius 13:57, Markus 6:4, Lukas 13:33, dan Yohanes 4:44, semuanya mencatat pengakuan Yesus bahwa dia adalah seorang nabi.
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa Isa alaihissalam, atau Yesus, adalah seorang nabi.
“ Berkata Isa: “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS. Maryam[19]:30)
Catatan:
Sama halnya dengan umat Muslim, mereka juga menyambut Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagai seorang Nabi dan seorang yang berkata dan berlaku benar. Umat Muslim bershalawat kepada Nabi Muhammad, bukan untuk mendoakan agar beliau selamat di akhirat, tapi justru yang bershalawat itulah yang akan menerima pahala dari Allah dan kelak akan mendapatkan syafaat (pertolongan) Nabi Muhammad di akhirat. Adapun perintah untuk bershalawat kepada Nabi datangnya dari Allah, bukan dari Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh.” (QS. Al Ahzaab[33]: 56).
Shalawat Allah kepada Nabi berarti curahan rahmat-Nya. Sedangkan shalawat malaikat kepada Nabi berarti permohonan rahmat Allah baginya. Allah memerintahkan umat Muslim untuk bershalawat kepada Nabi sebagai perwujudan rasa cinta dan hormat kepada Nabi, sekaligus sebagai cara yang paling baik untuk memelihara hubungannya dengan Nabi. Sedangkan untuk memelihara hubungan antar sesama muslim dilakukan dengan saling mengucapkan salam.
14. YESUS BERSYUKUR KEPADA TUHAN
“Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25).
Yesus menunjukkan kepada umat manusia bahwa ia juga berterima kasih dan mengucap syukur kepada Allah, yaitu Tuhan langit dan Bumi, untuk setiap hal (baik atau buruk) yang diberikan Allah kepada manusia.
Ayat ini merupakan salahsatu kesaksian Yesus bahwa Allah - yang senantiasa disebutnya 'Bapa' - adalah Tuhan Langit dan Tuhan Bumi, atau Tuhan Semesta Alam. Ini sekaligus juga dapat diartikan sebagai pengakuan Yesus bahwa dirinya juga termasuk manusia yang senantiasa bersyukur kepada Allah. Bukan Allah pencipta dan penguasa langit dan bumi itu sendiri.
Di dalam Al Qur’an Allah juga menjelaskan perkara ini agar diketahui dan difahami oleh seluruh umat manusia.
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, kemudian orang-orang kafir [1] menyamakan sesuatu dengan Tuhan mereka.” (QS. Al-An’aam[6]:1).
15. YESUS MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH KUDUS
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Matius 12:28)
Yesus mengaku bilamana ia mengusir setan, itu dilakukan dengan pertolongan kuasa Roh Allah, bukan dengan kuasanya sendiri. Pengakuan Yesus tersebut memberikan arti bahwa apa yang ia lakukan itu semua atas kuasa Roh Allah, bukan atas kuasanya sendiri. Sebab ia bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa:
“Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:40).
Ketika itu beberapa orang Ahli Taurat dan orang-orang Farisi meminta suatu tanda dari Yesus, dan kepada mereka Yesus memberikan suatu tanda dengan mengambil contoh Nabi Yunus tinggal dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam. Tapi tanda-tanda yang diberikan Yesus tersebut sebenarnya tidak akurat. Alasannya adalah:
“Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian disitu.” (Matius 14:23).
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Jika Yesus Tuhan, tentu ia tidak perlu lagi berdoa. Berdoa kepada siapa? Jika masih ada Tuhan lain yang ia sembah, berarti Tuhan itu lebih dari satu. Bukankah berkali-kali ia sendiri berseru kepada semua pengikutnya bahwa Tuhan itu adalah Allah Yang Esa?
18. YESUS DIUTUS ALLAH HANYA UNTUK BANI ISRAEL SAJA
“Jawab Yesus: ”Aku diustus hanya kepada domba-domba yang hilang dari Umat Israel.” (Matius 15:24)
Pengakuan Yesus tersebut menekankan bahwa pertama: ia diutus oleh Tuhan. Kedua: ia diutus oleh Tuhan hanya untuk bangsa Israel saja. Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia diutus oleh Tuhan untuk seluruh umat manusia. Sementara itu, jika Yesus adalah Tuhan, tentu ajarannya bersifat universal, mencakup seluruh ilmu pengetahuan tidak saja tentang manusia, akan tetapi termasuk juga tentang rahasia alam semesta.
Allah juga menjelaskan bahwa Yesus adalah utusan-Nya bagi Bani Israel saja, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an berikut ini:
“Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya AlKitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran[3]:47-49)
“Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian) atasnya dan Kami menjadikannya sebagai teladan bagi Bani Israil.” (QS. Az Zuhkruf[43]: 59).
Ayat-ayat Alkitab di bawah ini lebih memperjelas lagi kebenaran Al-Qur’an di atas:
“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. ” (Kisah Rasul 13:22-23)
19. YESUS DATANG DENGAN KEMULIAAN TUHAN
“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap oang menurut perbuatannya.” (Matius 16:27).
Ayat ini menjelaskan bahwa pertama: Yesus adalah Anak Manusia (sebab tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun bahwa ia dilahirkan dari rahim seorang manusia bernama Maria). Dan Yesus sendiri tidak pernah sekalipun memberikan kesaksian bahwa dia adalah Tuhan. Kedua: Dijanjikan bahwa kelak di akhir zaman Yesus akan datang (kembali ke bumi) dalam kemuliaan Allah, dan diiringi para malaikat Allah untuk mengadili segala perbuatan manusia. Ini membuktikan bahwa ia bukan Tuhan.
20. YESUS ADALAH MESIAS
“Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya : “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan Yohanes Pembabtis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan Yeremia atau salah satu nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka : “Tetapi apa katamu, siapa Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 16:13-17)
Dalam dialog antara Yesus dengan murid-muridnya tersebut, tidak sekalipun Yesus mengaku diri sebagai Tuhan. Keduabelas murid tersebut adalah orang yang paling dekat dengan Yesus. Jika Yesus Tuhan, tentu mereka lebih mengetahui. Saat Yesus bertanya: “Siapakah aku ini?” tidak seorang pun dari mereka yang mengatakan bahwa ia adalah Tuhan. Akan tetapi mereka menjawab “Engkau adalah Mesias anak Allah yang hidup.” Jawaban mereka dibenarkan oleh Yesus. Sebab kata Yesus, jawaban itu berasal dari Bapa-Ku (Allah) yang di sorga.
Tentang ini dijelaskan dalam ayat-ayat Perjanjian Lama berikut ini:
“Maka engkau (Musa) harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman Tuhan: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.” (Keluaran 4:22-23).
CATATAN KAKI:
[1] Pengertian kafir menurut Islam adalah mereka yang mengingkari (kufur) atau menolak beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Pembalasan Allah, dan Perintah serta Larangan Allah. Mereka inilah orang-orang yang telah sesat sejauh-jauhnya.
Adapun pengertian kafir menurut Kristian tentulah tidak berbeda dengan pengertian di atas, atau lebih spesifik lagi, melawan hukum Taurat Musa sebagaimana diperjelas oleh Yesus dan dapat dijumpai dalam kitab Injil sebagai berikut:
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala." (Matius 5:22) - (Bersambung).
Yesus menegaskan bahwa mereka yang akan masuk kerajaan surga adalah orang-orang yang melakukan kehendak Allah. Bukan yang berseru menyebut dirinya: "Tuhan, Tuhan!"
Jika diperhatikan baik-baik, ayat ini jelas menunjukkan bahwa Yesus sendiri 'menolak' panggilan atau sebutan 'Tuhan' atas dirinya. Bahkan dalam ayat tersebut tersirat ancaman bahwa sekalipun orang-orang meninggikan derajat Yesus sedemikian rupa hingga menyebut dirinya Tuhan, namun sesungguhnya itu sama sekali tidak berguna. Mereka yang tidak menuruti kehendak Allah sebagaimana yang justru diajarkan oleh Yesus sendiri, niscaya tidak akan masuk surga!
Lalu, apakah kehendak Allah mengutus Yesus ke tengah-tengah bani Israel? Dari Yesus sendiri kita belajar bahwa sebagai seorang Nabi, ia diutus oleh Tuhan semata-mata untuk mengembalikan "anak-anak domba yang tersesat" agar kembali ke ajaran Taurat Nabi Musa, yakni agama Tauhid yang utamanya mengajarkan manusia untuk menyembah Allah Yang Esa.
Jika Yesus Tuhan, tentu saja ia lebih suka mengatakan bahwa “Yang akan masuk kerajaan Sorga adalah mereka yang melakukan semua kehendakku.”
12. YESUS MENGAKU SEBAGAI UTUSAN TUHAN
“Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku.” (Matius 10:40)
Ayat ini bermakna bahwa barangsiapa menghormati Yesus, sama artinya dengan menghormati Tuhan yang mengutusnya. Atau barangsiapa yang mengikuti ajaran Yesus, sama artinya dengan mengikuti ajaran Tuhan yang mengutusnya, atau barangsiapa yang memuliakan Yesus, berarti memuliakan Tuhan yang mengutusnya. Ini menunjukkan bahwa Yesus sendiri bukan Tuhan, akan tetapi seorang utusan-Nya.
13. YESUS MENGAKU SEBAGAI SEORANG NABI
“Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang yang benar, ia akan menerima upah orang benar.” (Matius 10:41).
Ayat di atas bermakna; barangsiapa yang menganggap Yesus sebagai Nabi, dia akan menerima upah Nabi. Barangsiapa yang menerima Yesus sebagai orang benar (berkata dan berlaku benar), maka dia akan menerima upah orang-orang yang berkata dan berlaku benar. Di dalam empat Injil, masing-masing Matius 13:57, Markus 6:4, Lukas 13:33, dan Yohanes 4:44, semuanya mencatat pengakuan Yesus bahwa dia adalah seorang nabi.
Al Qur’an juga menjelaskan bahwa Isa alaihissalam, atau Yesus, adalah seorang nabi.
“ Berkata Isa: “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah. Allah memberiku Alkitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.” (QS. Maryam[19]:30)
Catatan:
Sama halnya dengan umat Muslim, mereka juga menyambut Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagai seorang Nabi dan seorang yang berkata dan berlaku benar. Umat Muslim bershalawat kepada Nabi Muhammad, bukan untuk mendoakan agar beliau selamat di akhirat, tapi justru yang bershalawat itulah yang akan menerima pahala dari Allah dan kelak akan mendapatkan syafaat (pertolongan) Nabi Muhammad di akhirat. Adapun perintah untuk bershalawat kepada Nabi datangnya dari Allah, bukan dari Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersalawat atas Nabi. Hai orang-orang yang beriman bersalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh.” (QS. Al Ahzaab[33]: 56).
Shalawat Allah kepada Nabi berarti curahan rahmat-Nya. Sedangkan shalawat malaikat kepada Nabi berarti permohonan rahmat Allah baginya. Allah memerintahkan umat Muslim untuk bershalawat kepada Nabi sebagai perwujudan rasa cinta dan hormat kepada Nabi, sekaligus sebagai cara yang paling baik untuk memelihara hubungannya dengan Nabi. Sedangkan untuk memelihara hubungan antar sesama muslim dilakukan dengan saling mengucapkan salam.
14. YESUS BERSYUKUR KEPADA TUHAN
“Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.” (Matius 11:25).
Yesus menunjukkan kepada umat manusia bahwa ia juga berterima kasih dan mengucap syukur kepada Allah, yaitu Tuhan langit dan Bumi, untuk setiap hal (baik atau buruk) yang diberikan Allah kepada manusia.
Ayat ini merupakan salahsatu kesaksian Yesus bahwa Allah - yang senantiasa disebutnya 'Bapa' - adalah Tuhan Langit dan Tuhan Bumi, atau Tuhan Semesta Alam. Ini sekaligus juga dapat diartikan sebagai pengakuan Yesus bahwa dirinya juga termasuk manusia yang senantiasa bersyukur kepada Allah. Bukan Allah pencipta dan penguasa langit dan bumi itu sendiri.
Di dalam Al Qur’an Allah juga menjelaskan perkara ini agar diketahui dan difahami oleh seluruh umat manusia.
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi, dan menjadikan gelap dan terang, kemudian orang-orang kafir [1] menyamakan sesuatu dengan Tuhan mereka.” (QS. Al-An’aam[6]:1).
15. YESUS MENGUSIR SETAN DENGAN KUASA ROH KUDUS
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu.” (Matius 12:28)
Yesus mengaku bilamana ia mengusir setan, itu dilakukan dengan pertolongan kuasa Roh Allah, bukan dengan kuasanya sendiri. Pengakuan Yesus tersebut memberikan arti bahwa apa yang ia lakukan itu semua atas kuasa Roh Allah, bukan atas kuasanya sendiri. Sebab ia bukan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa:
- Setiap yang mengusir setan atas bantuan Roh Allah pasti bukan Allah. Dan Yesus mengaku mengusir setan atas pertolongan Roh Allah.
- Setiap yang tidak kuasa mengusir setan pasti bukan Tuhan. Dan menurut ayat di atas, Yesus tidak mempunyai kuasa untuk mengusir setan.
“Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Matius 12:40).
Ketika itu beberapa orang Ahli Taurat dan orang-orang Farisi meminta suatu tanda dari Yesus, dan kepada mereka Yesus memberikan suatu tanda dengan mengambil contoh Nabi Yunus tinggal dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam. Tapi tanda-tanda yang diberikan Yesus tersebut sebenarnya tidak akurat. Alasannya adalah:
- Nabi Yunus berada di dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam, sementara Yesus berada dalam perut bumi hanya 1 malam 3 hari.
- Nabi Yunus selama dalam perut ikan tetap dalam keadaan hidup, sementara Yesus dalam perut bumi dalam keadaan mati.
- Setiap yang memberikan ramalan tidak tepat pasti bukan Tuhan. Dan ramalan atau tanda yang diberikan oleh Yesus seperti tersebut di atas tidak akurat.
- Setiap yang mati dan tinggal di dalam rahim bumi (dikuburkan) pasti bukan Tuhan. Dan kita semua tahu bahwa Yesus pernah mengalami hal itu.
“Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian disitu.” (Matius 14:23).
Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Jika Yesus Tuhan, tentu ia tidak perlu lagi berdoa. Berdoa kepada siapa? Jika masih ada Tuhan lain yang ia sembah, berarti Tuhan itu lebih dari satu. Bukankah berkali-kali ia sendiri berseru kepada semua pengikutnya bahwa Tuhan itu adalah Allah Yang Esa?
- Setiap yang berdoa kepada Tuhan pasti bukan Tuhan. Dan Yesus kerap kali berdoa kepada Tuhan.
18. YESUS DIUTUS ALLAH HANYA UNTUK BANI ISRAEL SAJA
“Jawab Yesus: ”Aku diustus hanya kepada domba-domba yang hilang dari Umat Israel.” (Matius 15:24)
Pengakuan Yesus tersebut menekankan bahwa pertama: ia diutus oleh Tuhan. Kedua: ia diutus oleh Tuhan hanya untuk bangsa Israel saja. Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa ia diutus oleh Tuhan untuk seluruh umat manusia. Sementara itu, jika Yesus adalah Tuhan, tentu ajarannya bersifat universal, mencakup seluruh ilmu pengetahuan tidak saja tentang manusia, akan tetapi termasuk juga tentang rahasia alam semesta.
Allah juga menjelaskan bahwa Yesus adalah utusan-Nya bagi Bani Israel saja, sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur'an berikut ini:
“Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya AlKitab, Hikmah, Taurat dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mu'jizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman." (QS. Ali Imran[3]:47-49)
“Dan (Isa) tidak lain hanyalah seorang hamba yang telah Kami beri karunia (kenabian) atasnya dan Kami menjadikannya sebagai teladan bagi Bani Israil.” (QS. Az Zuhkruf[43]: 59).
Ayat-ayat Alkitab di bawah ini lebih memperjelas lagi kebenaran Al-Qur’an di atas:
“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku. Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. ” (Kisah Rasul 13:22-23)
19. YESUS DATANG DENGAN KEMULIAAN TUHAN
“Sebab Anak Manusia akan datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi malaikat-malaikat-Nya; pada waktu itu Ia akan membalas setiap oang menurut perbuatannya.” (Matius 16:27).
Ayat ini menjelaskan bahwa pertama: Yesus adalah Anak Manusia (sebab tidak dapat dipungkiri oleh siapa pun bahwa ia dilahirkan dari rahim seorang manusia bernama Maria). Dan Yesus sendiri tidak pernah sekalipun memberikan kesaksian bahwa dia adalah Tuhan. Kedua: Dijanjikan bahwa kelak di akhir zaman Yesus akan datang (kembali ke bumi) dalam kemuliaan Allah, dan diiringi para malaikat Allah untuk mengadili segala perbuatan manusia. Ini membuktikan bahwa ia bukan Tuhan.
20. YESUS ADALAH MESIAS
“Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya : “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan Yohanes Pembabtis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan Yeremia atau salah satu nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka : “Tetapi apa katamu, siapa Aku ini?” Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.” (Matius 16:13-17)
Dalam dialog antara Yesus dengan murid-muridnya tersebut, tidak sekalipun Yesus mengaku diri sebagai Tuhan. Keduabelas murid tersebut adalah orang yang paling dekat dengan Yesus. Jika Yesus Tuhan, tentu mereka lebih mengetahui. Saat Yesus bertanya: “Siapakah aku ini?” tidak seorang pun dari mereka yang mengatakan bahwa ia adalah Tuhan. Akan tetapi mereka menjawab “Engkau adalah Mesias anak Allah yang hidup.” Jawaban mereka dibenarkan oleh Yesus. Sebab kata Yesus, jawaban itu berasal dari Bapa-Ku (Allah) yang di sorga.
Mesias berasal dari bahasa Ibrani Masyiakh atau Al-Masih atau Kristus dalam bahasa Yunani. Artinya adalah Yang Diurapi Tuhan atau Yang Dipilih Oleh Tuhan. Sedangkan yang dimaksud dengan Anak Allah adalah Hamba Allah. Perlu diketahui bahwa di dalam Teologi bangsa Israel, mereka disebut sebagai anak-anak Allah (baca: hamba-hamba Allah).
Tentang ini dijelaskan dalam ayat-ayat Perjanjian Lama berikut ini:
“Maka engkau (Musa) harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman Tuhan: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.” (Keluaran 4:22-23).
Yesus adalah keturunan Israel, sehingga (selaku seorang Nabi) wajar saja bila sedang menyampaikan firman-firman Tuhan ia selalu membahasakan dirinya sebagai Anak Allah, yang dalam konteks ini maksud sebenarnya adalah Hamba Allah. Adapun dalam hal menunjuk dirinya sendiri selaku Yesus, atau Isa Al Masih, biasanya ia membahasakan dirinya sebagai Anak Manusia.
CATATAN KAKI:
[1] Pengertian kafir menurut Islam adalah mereka yang mengingkari (kufur) atau menolak beriman kepada Allah, Malaikat-Malaikat Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, Hari Pembalasan Allah, dan Perintah serta Larangan Allah. Mereka inilah orang-orang yang telah sesat sejauh-jauhnya.
Adapun pengertian kafir menurut Kristian tentulah tidak berbeda dengan pengertian di atas, atau lebih spesifik lagi, melawan hukum Taurat Musa sebagaimana diperjelas oleh Yesus dan dapat dijumpai dalam kitab Injil sebagai berikut:
"Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala." (Matius 5:22) - (Bersambung).
Anda sedang membaca serial Ketuhanan Yesus Menurut Injil dan Al-Quran Bagian-2
Simak juga Bagian
Tidak ada komentar