Rekomendasi

ads header

Baru

Mesiah, Mesias, Masyiyakh



IDE-IDE TENTANG MESIAS
Keyakinan akan datangnya seorang mesias pada akhir zaman merupakan bagian fundamental dari Yudaisme tradisional. Ini adalah satu dari tigabelas prinsip Keimanan menurut Maimonides sebagai persyaratan paling dasar kepercayaan Yudaisme.

Mesias berasal dari kata "masyiyakh" yang dalam tradisi Yahudi kuno berarti "yang diurapi" atau "yang diminyaki". Pengurapan amat penting bagi seseorang yang dilantik menjadi raja dengan cara pembaluran minyak di kepala oleh pemuka agama, sama seperti ketika Raja David diminyaki oleh nabi Symu'el. Namun istilah mesias menyempit menjadi "orang yang dipilih Tuhan memimpin Yahudi menuju kemenangan dan membebaskan dunia dari kejahatan menuju dunia baru", sedangkan tugas-tugas mesias terdapat dalam Syemoneh Esrey.


Syemoneh Esrey (Delapan Permohonan) adalah do'a yang diucapkan tiga kali sehari, yang semuanya bermakna untuk kedatangan mesias, berisi permemohonan: 
  1. dikumpulkannya kembali orang Yahudi pasca pembuangan; 
  2. dipulihkannya pengadilan agama; 
  3. dihapuskannya kejahatan dan dosa; 
  4. dimusnahkannya bid'ah (bidat/cult); 
  5. ditunjukkannya kebenaran; 
  6. dibangunnya kembali Yerusalem Kudus; 
  7. dipulihkannya kembali kerajaan David, dan 
  8. dibangunnya kembali Hekhal Syelomoh (Bait Allah).
Sarjana modern menyatakan bahwa konsep Mesias baru diperkenalkan kemudian dalam Yudaisme. Sepanjang zaman para nabi, mereka mencatat bahwa konsep Mesias tidak disebutkan secara eksplisit di bagian mana pun dalam Kitab Torah (5 Kitab Pertama Alkitab). Namun, Yudaisme tradisional berpendapat bahwa ide mesias selalu menjadi bagian dari Yudaisme. Para mesias itu tidak disebutkan secara eksplisit di dalam Torah, namun Torah berisi beberapa referensi tentang  "Hari Akhir" (akharit ha-yamim) saat mana mesias akan datang menghakimi dunia. Dalam pengertian yang sederhana,  Mesias dalam Yudaisme adalah orang yang dilantik menjadi Raja Dunia.

Kata "masyiyakh" bukan berarti "juru selamat". Pemikiran seperti ini salah kaprah! Tidak ada ilahi manusia, atau semi-makhluk ilahi lain, yang akan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan manusia dari konsekuensi untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosa mereka sendiri. Ini murni konsep Kristen yang tidak memiliki dasar apapun dalam konsep keimanan Yahudi.

Sebagian orang kafir mengatakan bahwa istilah "masyiyakh" berhubungan dengan istilah Ibrani "mosyi'ah" (penyelamat) karena penyebutannya yang relatif sama, tapi kesamaan ini tidak seperti yang dimaksud dalam bahasa Ibrani sendiri.

Kata Ibrani "masyiyakh" berasal dari akar kata "mem-syin-khet", yang berarti melukis atau mengurapi, sedangkan kata "mosyi'ah" berasal dari akar "yod-syin-'ayin" yang berarti untuk membantu atau menyelamatkan. Satu-satunya kesamaan akar kata dari keduanya adalah syin. Suara "m"  pada awal kata mosyi'ah (penyelamat) adalah prefiks yang umum digunakan untuk mengubah kata kerja menjadi kata benda. Sebagai contoh, kata kerja "tsavah" (memerintah) menjadi "mitsvah" (perintah).

Anggapan bahwa "masyiyakh" terkait dengan arti "mosyi'ah" hanyalah kemiripan ucapan belaka, keduanya berbeda, dan Mesias bukan Juruselamat melainkan Raja.

APA SAJA YANG DILAKUKAN OLEH MASYIYAKH?
Sebelum kedatangan masyiyakh akan ada peperangan dan penderitaan (Yekhezqel 38: 16), masyiyakh akan memimpin politik orang-orang Yahudi dengan membawa orang-orang Yahudi kembali ke Israel dan memulihkan Yerusalem (Yesaya 11: 11-12; Yeremia 23: 8; 30: 3; Hosea 3: 4-5). Dia akan membentuk pemerintahan di Israel yang akan menjadi pusat dari semua pemerintah dunia, baik untuk orang Yahudi maupun orang kafir (Yesaya 2: 2-4; 11: 10; 42: 1), dia akan membangun kembali Hekhal Syelomoh (Bait Allah) dan mendirikan kembali ibadah di sana (Yemia 33: 18) dan dia akan memulihkan sistem pengadilan agama Bangsa Israel dan menetapkan hukum Yahudi (Halakhah) sebagai hukum dunia (Yeremia 33: 15).

DUNIA PASCA KEDATANGAN MASYIYAKH (OLAM HA-BA) 
Dalam literatur Yahudi, dunia setelah kedatangan Mesias sering disebut  sebagai Olam Ha-Ba. Istilah ini boleh adi menimbulkan kebingungan, karena istilah yang sama juga digunakan untuk merujuk kepada kehidupan setelah kematian.

Olam Ha-Ba akan ditandai oleh ko-eksistensi damai dari seuruh umat manusia  (Yesaya 2:4). Kebencian, intoleransi, dan perang akan lenyap. Beberapa orang mengatakan bahwa hukum alam akan berubah, sehingga binatang-binatang buas tidak akan lagi mencari mangsa dan pertanian akan mendatangkan rezeki berlimpah (Yesaya 11:6-11:9). Namun yang lainnya mengatakan bahwa ungkapan-ungkapan tsb hanyalah kiasan untuk menggambarkan perdamaian dan kemakmuran. Semua orang Yahudi akan kembali dari pengasingan mereka di antara bangsa-bangsa ke rumah mereka di Israel (Yesaya 11: 11-12; Yermia 23: 8; 30: 3; Hose'a 3: 4-5).

Dalam Olam Ha-Ba, seluruh dunia akan mengakui Adonay sebagai satu-satunya Tuhan yang benar dan agama Yahudi sebagai satu-satunya agama yang benar (Yesaya 2: 3; 11: 10; Mikha 4: 2-3; Zakharia 14: 9). Tidak akan ada lagi pembunuhan, perampokan, persaingan, atau kecemburuan, dan tidak akan ada lagi dosa (Zafanya 3: 13). Pengorbanan akan terus berkelanjutan di Bait Allah, tetapi ini akan terbatas pada persembahan syukur, karena tidak akan ada lagi persembahan kebutuhan.

Sebagian orang kafir berusaha untuk menempatkan stigma yang jelek pada teologi ini, menyatakan bahwa ada rencana busuk orang Yahudi untuk memaksa orang lain memeluk agama Yahudi, mungkin berdasarkan sejarah agama mereka sendiri yang melakukan hal serupa yang persis sama. Padahal konsep Masyiyakh sendiri sama sekali tidak menunjukkan adanya unsur pemaksaan agama. Orang-orang Yahudi percaya bahwa di masa mendatang, semua orang akan tahu kebenaran mutlak, dengan cara yang sama yang kita tahu bahwa 2+2 = 4, dan tidak akan ada lagi alasan untuk berdebat soal itu.

BAGAIMANA DENGAN YESUS?
Yudaisme tidak percaya bahwa Yesus adalah Masyiyakh dengan asumsi bahwa nubuatan yang dikisahkan Injil mengenai Yesus adalah rekayasa, tetapi pada kenyataannya Yesus tidak melakukan satupun dari hal-hal yang seharusnya dilakukan oleh Masyiyakh  berdasarkan nubuat tentang Mesias dalam Perjanjian Lama.

Sebaliknya, orang-orang Yahudi yang lahir sekitar satu abad setelah Yesus lebih percaya bahwa ada orang lain yang memiliki sifat mesianis lebih daripada Yesus, yaitu Syim'on ben Qosyba, yang dikenal sebagai Bar Kokhba (starchild - anak bintang), dan dia adalah seorang kharismatik, brilian, dan panglima perang brutal. 

Rabi Akiba, salahsatu sarjana terbesar dalam sejarah Yahudi, percaya bahwa Bar Kokhba adalah masyiyakh, karena Bar Kokhba berperang melawan Kekaisaran Romawi, menangkap Kesepuluh Legiun dan merebut kembali Yerusalem. Dia melanjutkan pengorbanan di Bait Allah dan membuat rencana untuk membangun kembali Bait Allah. Dia mendirikan pemerintahan sementara dan mulai mengeluarkan koin dalam namanya. Ini adalah apa yang diimani orang-orang Yahudi tentang Masyiyakh. Yesus sangat jelas tidak memenuhi kriteria ini. Tokh pada akhirnya, bagaimanapun juga, imperium Romawi telah membunuhnya dan membunuh pula pemberontak Bar Kokhba. Setelah kematiannya, semua mengakui bahwa keduanya bukan Masyiyakh.

Sepanjang sejarah Yahudi, ada banyak orang yang mengaku sebagai mashiach, atau oeh pengikutnya diklaim sebagai Masyiyakh: Shimeon Bar Kokhba, Shabbatai Tzvi, Yesus, dan masih banyak lagi yang terlalu panjang untuk disebutkan satu persatu di sini.

Leo Rosten melaporkan beberapa nama yang sangat menghibur di bawah entri "Meshiekh" dalam buku The New Joys of Yiddish seperti dalam daftar terlampir. Tetapi semua orang ini meninggal tanpa memenuhi misi Masyiyakh. Oleh karenanya, tidak satupun dari mereka yang patut dianggap sebagai Masyiyakh.

Catatan: Masyiyakh dan Olam Ha-Ba terletak di masa depan, bukan di masa lalu.

Berikut adalah ayat-ayat dalam Alkitab mengenai konsep masyiyakh sesungguhnya:
  1. Yesaya  2, 11, 42; 59: 20
  2. Yeremia 23, 30, 33; 48: 47; 49: 39
  3. Yehezqiel 38: 16
  4. Hosea 3: 4-5
  5. Mikha 4
  6. Zafanya 3: 9
  7. Zakharia 14: 9
  8. Daniel 10: 14

Baca Juga

Tidak ada komentar